Find Us On Social Media :

Tak Hanya Jawa, Barak Militer di Aceh Juga Pernah Mempraktikkan Pergundikan

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 13 Desember 2022 | 16:58 WIB

(Ilustrasi) Tentara Belanda sedang Memeriksa Surat-surat Perempuan Jawa

Hubungan badan di dalam barak militer selayaknya hewan.

Mereka melakukan hubungan seksual dalam tangsi tanpa sekat-sekat yang menutup di setiap tempat tidur.

Ratusan prajurit tidur bersama gadis atau pembantu rumah tangga mereka di tempat tidur.

Bahkan tidak dipisahkan oleh tirai satu dengan lainnya.

Seorang nyai dikenal tidak menuntut banyak.

Hubungan dengan perempuan pribumi pun sederhana dan dapat diakhiri kapan saja.

Pernyaian tidak hanya terjadi di tangsi-tangsi militer di wilayah Jawa saja, di sejumlah wilayah luar Jawa juga demikian keadaannya.

Praktik pernyaian juga dilakukan di dalam tangsi di lini Aceh.

Sekitar delapan perempuan pribumi ditempatkan di setiap kompi.

Para perempuan pribumi yang biasa disebut nyai ini dipekerjakan untuk memasak, mencuci, dan mengurus segala sesuatu, juga sebagai teman tidur.

Peran para nyai tangsi antara lain sebagai pembantu, baik itu mengurus rumahtangga, memasak makanan, mencuci, berbelanja, maupun sebagai teman tidur serta semua peran yang ada.

Baca Juga: Pengembara dan Pencari Harta: Alasan Pergundikan Bukanlah Hubungan Perkawinan