Find Us On Social Media :

Beginilah Akhir Tragis Hidup Raja Henry VI, Pemicu Perang Mawar, yang Perebutkan Takhta Inggris

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 1 Desember 2022 | 10:00 WIB

Akhir hidup tragis Raja Henry VI, pemicu Perang Mawar yang memperebutkan takhta Inggris.

Sementara pemerintahan awal Henry didominasi oleh kegagalannya di Prancis dan puncak dari Perang Seratus Tahun, pemerintahan selanjutkan didominasi oleh kegilaannya.

Pada Agustus 1453, Raja Henry VI mengalami gangguan mental, dan dia tidak bisa memproses apa pun di sekitarnya, selama setahun.

Pada saat itulah putranya  Edward lahir, namun dia tidak mengakuinya.

Menurut perkiraan dia mewarisi kondisi mental seperti itu dari kakek dari pihak ibunya, Charles VI dari Prancis (1380-1422, yang juga dikenal sebagai Charles si Gila), yang juga menderita masalah kejiwaan.

Sementara itu, Duke of York telah kembali dari Irlandia untuk memulihkan perdamaian dalam pemerintahan sementara Raja sakit, lalu dia dinobatkan sebagai Pelindung Alam pada tahun 1454.

Raja Henry VI sadar kembali sekitar Hari Natal tahun 1454, tetapi para bangsawan yang berkuasa selama kegilaan Henry menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Maka mereka mendukung klaim takhta House of York atas warisan Lancastrian Henry.

Meskipun Henry sudah berupaya mendamaikan faksi yang bertikai, perang saudara pun pecah di Inggris.

Raja Henry VI ditangkap di Pertempuran Northampton pada 10 Juli 1460, tetapi istrinya, Ratu Margaret, berhasil melarikan diri bersama putra mereka, Edward, ke Skotlandia, dan mengumpulkan pasukan untuk tujuan Lancastrian di utara perbatasan.

Pada Pertempuran Towton pada tanggal 29 Maret 1461, putra Duke of York mengalahkan tentara Lancastrian, menggulingkan Raja Henry VI, dan dimahkotai sebagai Raja Edward VI dari Inggris.

Henry dan Margaret sekali lagi berhasil melarikan diri ke Skotlandia tetapi kembali lagi ke Inggris pada tahun 1464.

Baca Juga: Dianggap Berkhianat, Raja Inggris Charles I pun Serahkan Kepalanya Dipenggal di Tangan Algojo Brutal