Find Us On Social Media :

Gara-Gara Ulah Arab Saudi Ini, Qatar Marah Besar Sampai Minta FIFA Untuk Turun Tangan, Ini awal Masalahnya!

By Afif Khoirul M, Selasa, 29 November 2022 | 18:03 WIB

Ilustrasi - Qatar sedang bermasalah dengan Arab Saudi.

Intisari-online.com - Pemerintah Arab Saudi dikatakan telah memblokir TOD TV, saluran TV online milik beIN SPORTS.

Padahal jaringan olahraga global ini di belakang keluarga kerajaan Qatar.

Sementara pemerintah Riyadh sejauh ini belum mengomentari masalah tersebut.

Sebelum turnamen dimulai, BeIN SPORTS mencapai kesepakatan dengan FIFA untuk hak streaming pertandingan Piala Dunia 2022 di kawasan Timur Tengah.

Dengan kata lain, TOD TV memegang hak siar pertandingan Piala Dunia secara online di Arab Saudi.

Namun, penggemar Arab Saudi tidak dapat menonton pertandingan berbayar di platform TOD TV dalam beberapa hari terakhir.

Beberapa netizen menyampaikan keluhannya, bahkan menuntut TOD TV mengembalikan biaya berlangganan layanan tersebut.

"Situs web yang coba diakses pengguna melanggar peraturan Kementerian Informasi dan Komunikasi," kata pemberitahuan itu saat pengguna Saudi mengakses platform TV online TOD TV.

Dalam sebuah pesan kepada pelanggan di Arab Saudi, TOD TV meminta maaf atas "gangguan sementara layanan".

"Ini adalah masalah di luar kendali kami. Kami akan berusaha memulihkan layanan secepat mungkin," katanya.

Langkah baru Arab Saudi disebut membingungkan, karena kedua negara tampaknya telah memperbaiki hubungan.

Baca Juga: Tak Keluarkan Sepeser Uang Pun, Negara Ini Malah Untung Besar Dari Piala Dunia 2022 Padahal Bukan Peserta

Pada 20 November, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) pergi ke Doha untuk menghadiri upacara pembukaan dan menyaksikan pertandingan pembukaan Piala Dunia bersama emir Qatar.

Menurut British Telegraph, masalah yang mendalam terletak pada fakta bahwa Arab Saudi tidak ingin Qatar memperluas pengaruhnya di bidang pertelevisian di negara ini.

"Ini masalah persaingan untuk mendapatkan pengaruh. Arab Saudi tidak senang jika penyedia layanan TV besar di Timur Tengah tidak berada di bawah kendali mereka," kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.

"Kemenangan Arab Saudi atas Argentina di seri pertama Piala Dunia membuat ledakan di bidang informasi dan media," kata sumber itu.

"Tapi Riyadh tidak memiliki hak untuk menyiarkan secara online kepada masyarakat, karena hak cipta ada di Doha," jelas sumber itu menambahkan .

FIFA sejauh ini belum mengomentari saluran TV yang menandatangani perjanjian kerja sama dengan organisasi tersebut tetapi diblokir oleh negara yang timnya berlaga di Piala Dunia.

Pada 26 November, beIN SPORTS mendesak Presiden FIFA Gianni Infantino untuk turun tangan.

"Infantino perlu menjawab pertanyaan sederhana, mengapa mitra streaming FIFA diblokir oleh negara yang timnya bermain dan juga ingin menjadi tuan rumah Piala Dunia di masa depan," ungkap sumber tersebut, dilansir dari Telegraph.

Ini bukan pertama kalinya Arab Saudi menyatakan boikot beIN SPORTS.

Selama krisis diplomatik Qatar antara 2017 dan 2021, pemerintah Saudi memblokir jaringan olahraga global ini karena hubungannya dengan Al Jazeera dan keluarga kerajaan Qatar.

Selama 4 tahun, beIN Sports tidak dapat menyiarkan saluran TV dan menyediakan layanan online di Arab Saudi.

Baca Juga: Catat Sejarah Pertama Kali Kalahkan Tim Eropa Ini Cara Gila Iran Rayakan Kemenangan, Bebaskan 700 Napi, Apa Alasannya?

Orang Saudi tidak dapat menonton pertandingan di kejuaraan Eropa yang haknya dimiliki beIN Sports, kecuali jika mereka memilih untuk menonton bajakan.

Tahun lalu, setelah Arab Saudi mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik dengan Qatar, beIN Sports kembali beroperasi di pasar Saudi.

Menurut Indian Express, masalah lain yang juga disebutkan adalah persaingan untuk mendapatkan pendapatan dengan jutaan pelanggan di antara layanan TV online di Timur Tengah semakin meningkat.

Platform TV online Shahid, milik keluarga kerajaan Arab Saudi, juga bersaing dengan Qatar.

Keluarga kerajaan Saudi mengambil alih pengelolaan MBC Group pada 2017, setelah Putra Mahkota Mohammed bin Salman meluncurkan kampanye untuk menindak korupsi di seluruh negeri.