Find Us On Social Media :

Jebakan Kursi Roda, Alat Kaisar Tiongkok Kuno Cari 'Mangsa' dan Gundik

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 6 Oktober 2022 | 17:26 WIB

Kehidupan seorang kaisar China kuno di abad ke-11 bisa punya 121 gundik 'siap pakai.'

Intisari-Online.com - Praktik pergundikan atau memiliki selir sudah terjadi di peradaban Yunani kuno dan Romawi.

Praktik pergundikan juga terjadi di era kolonial Hindia Belanda.

Namun yang paling terkenal yakni di Tiongkok kuno, di sana pergundikan adalah praktik kompleks.

Di peradaban tersebut para selir diberi peringkat sesuai dengan tingkat kaisar dengan mereka.

Bahkan, kehidupan seorang kaisar China kuno abad ke-11 bisa punya 121 gundik 'siap pakai.' 

Misalnya saja pada Dinasti Sui, beberapa kaisar percaya bahwa mereka bisa mendapatkan keabadian dari berhubungan badan dengan sebanyak mungkin wanita tanpa ejakulasi.

Salah satunya yakni Kaisar Wu yang menghabiskan hidupnya untuk ini.

Namun tak hanya itu, Tiongkok Kuno menyimpan sisi-sisi kehidupan yang mungkin jarang diketahui dan terdengar tak biasa jika dibandingkan dengan dunia dewasa ini.

Berikut beberapa fakta umum dari kehidupan ranjang zaman dinasti Tiongkok kuno:

1. Menahan Ejakulasi pada Pria

Orang Cina kuno sangat percaya bahwa mengeluarkan terlalu banyak “jing” (air mani) dapat menyebabkan penyakit atau kematian.

Menurut mereka, air mani mewakili jumlah kehidupan yang tersisa dalam tubuh, dan jika terus berkurang akan membuat lemah hingga akhirnya kematian.

Mereka percaya jika air mani disimpan di dalam tubuh akan membuat tubuh dan jiwa tetap kuat.

2. Lukisan Erotis sebagai Hadiah Pernikahan

Setiap kali pasangan menikah, mereka pasti diberi lukisan erotis dari kanvas sutra, agar belajar dari gambaran tersebut dalam kehidupan pernikahannya.

Namun gambar tersebut jauh dari konsep monogami, biasanya objek lukisan berkelompok.

Tradisi ini terjadi pada saat periode Han Timur (23-220 M).

3. Kursi Roda untuk Menjebak Perawan

Kaisar Sui Yang To (581AD–618AD) punya kursi roda khusus yang dibuat dengan tujuan menempatkan gadis perawan pada posisi yang diinginkan untuk melakukan hubungan badan.

Sejarawan menyebutnya "kursi roda perawan".

Cara kerjanya adalah, setiap kali seorang wanita muda duduk di atasnya, klem bermunculan, menahan lengannya ke bawah dan merentangkan kakinya.

Kemudian bantal kursi mekanis memiringkannya sesuai keinginan kaisar.

Baca Juga: Bak Melawan Kehendak Tuhan dengan Senjata Militer, Begini Cara Nekat China Gunakan Senjata Militernya Untuk Ciptakan Hujan Buatan, Padahal Efeknya Mengerikan

(*)