Find Us On Social Media :

Tradisi Pernikahan Jepang, Kimono Putih dengan Tudung Putih, Sembunyikan ‘Tanduk Cemburu’ pada Ibu Mertua

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 29 September 2022 | 15:00 WIB

Tradisi pernikahan Jepang, kimono dan tudung putih pengantin wanita.

Pengantin wanita mengenakan shiromuku, kimono sutra bersulam putih bersih.

Alternatifnya adalah iro-uchikake, atau jubah yang berwarna cerah, sering kali warna merah sebagai warna utama, dan disulam rumit dengan benang emas dan perak.

Kimono ini dilengkapi dengan hiasan kepala yang rumit, tsunokakushi, yang berarti ‘menyembunyikan tanduknya’, dikatakan dapat menjauhkan kecemburuan.

Atau wataboshi, topi berkubah yang menutupi tatanan rambut yang rumit.

Pengantin wanita juga menyembunyikan belati di jubahnya, untuk melindungi keluarganya.

Tempat pernikahan

Ritual pernikahan secara tradisional sering diadakan di kuil Shinto, agama asli Jepang, dan dipimpin oleh seorang pendeta dalam upacara yang disebut shinzenshiki, atau ‘perkawinana di hadapan para dewa’.

Melansir Brides, pilihan tempat lainnya adalah di hotel atau tempat pernikahan khusus.

Upacara pernikahan sering kali hanya disaksikan oleh keluarga dan teman dekat, dilanjutkan dengan resepsi di aula perjamuan, termasuk jamuan makan resmi dan sejumlah anggota keluarga kunci dan rekan penting, bersulang.

Pada saat resepsi barulah dihadiri oleh kalangan tamu yang lebih luas.

Sering ada pesta lain setelah resepsi formal, yang disebut nijikai, atau pesta kedua, yang lebih santai dan cenderung melibatkan teman daripada keluarga, yang biasanya di bar atau restoran terdekat.

Ritus Shinto