Find Us On Social Media :

Tradisi Pernikahan Jepang, Kimono Putih dengan Tudung Putih, Sembunyikan ‘Tanduk Cemburu’ pada Ibu Mertua

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 29 September 2022 | 15:00 WIB

Tradisi pernikahan Jepang, kimono dan tudung putih pengantin wanita.

Intisari-Online.com – Meskipun banyak pasangan modern yang menikah dalam tradisi Shinto, agama politeistik asli Jepang, namun mereka sering kali memilih campuran elemen dari tradisi Jepang dan Barat yang paling cocok untuk mereka.

Menurut survei tren yang pernah dilakukan di situs pernikahan Jepang, pernikahan gaya Barat atau Kristen dilakukan sekitar 50 persen pengantin, sedangkan upacara sekuler dan upacara Shinto, masing-masing 30 persen dan 20 persen.

Berikut ini tradisi pernikahan dengan ritual Shinto yang menyertai ritual pernikahan secara modern, seperti dikonsultasikan dengan Toyohido Ikeda, kepala pendeta Shinto di Kuil Sugawara di Machida, Tokyo.

Rencana pra-pernikahan dan Rokuyo

Sebelum pernikahan, pasangan mengatur makan malam untuk keluarga mereka sehingga orangtua masing-masing memiliki kesempatan untuk bertemu secara resmi.

Saat menetapkan tanggal, sebagian besar pasangan melihat kalender lunisolar, atau rokuyo, untuk memilih tanggal keberuntungan.

Tanggal yang ditetapkan sebagai ‘keberuntungan’ sering dipilih, terutama saat jatuh pada akhir pekan.

Namun, penyelenggara pernikahan kadang cerdik, mereka sering menawarkan diskon pada hari-hari yang kurang beruntung, dan pasangan yang tidak percaya takhayul bisa menghemat uang dengan cara ini.

Pakaian tradisional

Pakaian cenderung dicocokkan dengan gaya pernikahan yang dipilih pasangan, biasanya gaun putih dan tuksedo di pernikahan gaya Kristen, serta kimono yang megah di pernikahan bergaya Shinto.

Namun, sudah biasa bagi pasangan pengantin untuk berganti kostum dalam pernikahan formal, mulai dari kimono ke gaun pengantin dan jas hingga pakaian yang lebih berwarna untuk berbagai bagian ritual.

Kimono pengantin pria terdiri dari lima lapis, dengan lapisan dalam berwarna putih dan jubah luar berwarna hitam pekat, disulam dengan lambang keluarga.