Find Us On Social Media :

Melalui DN Aidit, PKI Menuntut Pemerintah Indonesia untuk Membentuk Angkatan Kelima dengan Tujuan Apa?

By Khaerunisa, Kamis, 15 September 2022 | 15:20 WIB

(Kiri) Presiden Soekarno, (Kanan) DN Aidit (kanan), tokoh PKI. Ilustrasi tujuan PKI menuntut dibentuknya Angkatan Kelima.

PKI menuntut pemerintah indonesia untuk membentuk angkatan kelima dengan tujuan untuk mempersenjatai buruh dan tani, menasakomisasi angkatan bersenjata, dan sebagai antisipasi terhadap konfrontasi dengan Malaysia.

Pembentukan Angkatan Kelima juga semakin didesak karena kondisi Indonesia yang sedang berkonfrontasi dengan Malaysia dan Inggris.

Sementara itu, Perdana Menteri China Zhou En Lai menawarkan bantuan sebanyak 100.000 senjata ringan kepada Indonesia.

Tawaran bantuan senjata tersebut disampaikan Zhou En Lai kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI di hadapan rakyat Komando Operasi Tertinggi (KOTI).

Di sisi lain, ide tersebut banyak ditentang para jenderal dari Angkatan Darat (AD). Umumnya para jenderal di AD adalah golongan anti-komunis.

Saat itu Angkatan Darat dipimpin Letjen Ahmad Yani. Bagi Yani sendiri, membentuk departemen Angkatan kelima tidak efisien.

Ahmad Yani pun secara tegas juga menyampaikan penolakannya atas usul Aidit.

Selain dianggap tidak efisien, pasukan sipil bersenjata sudah ada dalam wujud Pertahanan Sipil.

Meski begitu, soal keputusan mengenai pembentukan Angkatan Kelima diserahkan kepada Pemimpin Besar Revolusi oleh ABRI.

Namun, sebelum benar-benar dibentuk Angkatan Kelima, ide yang menimbulkan pro dan kontra ini justru lenyap bersama dengan dibubarkannya PKI pasca-peristiwa 30 September 1965.

Angkatan Darat dengan Supersemar akhirnya membubarkan PKI dan ormas-ormasnya.

Ormas-ormas dari Angkatan Lima di antaranya dari Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia dan SOBSI yang dituduhkan merupakan unsur Angkatan Kelima.

Itulah tujuan PKI menuntut dibentuknya Angkatan Kelima hingga lenyapnya ide ini.

Baca Juga: Latar Belakang dan Tujuan Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948, Berakhir dengan Eksekusi Para Pemimpin Pemberontak

(*)