Melalui DN Aidit, PKI Menuntut Pemerintah Indonesia untuk Membentuk Angkatan Kelima dengan Tujuan Apa?

Khaerunisa

Penulis

(Kiri) Presiden Soekarno, (Kanan) DN Aidit (kanan), tokoh PKI. Ilustrasi tujuan PKI menuntut dibentuknya Angkatan Kelima.

Intisari-Online.com - PKI menuntut Pemerintah Indonesia untuk membentuk Angkatan Kelima pada 1965 dengan tujuan apa?

Sebelum dibentuknya Angkatan Kelima, ide ini lenyap bersama dengan dibubarkannya PKI pasca-peristiwa 30 September 1965.

Gagasan untuk membentuk Angkatan kelima disampaikan Ketua Central Comite PKI DN Aidit sebelum dirinya menghadap Presiden Soekarno pada 14 Januari 1965.

PKI sendiri merupakan salah satu partai besar Indonesia pasca-pemilu 1955, dengan menduduki posisi keempat.

Tiga partai teratas lainnya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, dan Nahdatul Ulama.

Saat itu, TNI dan Kepolisian Negara (Polri) telah digabungkan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sejak 1962.

Sehingga, secara resmi ada empat unsur dalam ABRI, meliputi Angkatan Darat, Laut, dan Udara, serta Angkatan Kepolisian.

Jika Angkatan Kelima gagasan PKI dibentuk, maka itu akan menjadi unsur kelima pertahanan keamanan Republik Indonesia.

PKI melalui DN Aidit mengusulkan 15 juta buruh tani dipersenjatai sebagai Angkatan Kelima.

Ide pembentukan Angkatan Kelima di Indonesia bahkan sampai ke telinga Perdana Menteri China saat itu, Zhou En Lai.

Zho En Lai pun secara terang-terangan mendesak agar dibentuk Angkatan Kelima. Ia datang ke Indonesia pada April 1965.

PKI Menuntut Pemerintah Indonesia untuk Membentuk Angkatan Kelima dengan Tujuan Apa? Bagaimana akhir dari Angkatan Kelima ini?

PKI menuntut pemerintah indonesia untuk membentuk angkatan kelima dengan tujuan untuk mempersenjatai buruh dan tani, menasakomisasi angkatan bersenjata, dan sebagai antisipasi terhadap konfrontasi dengan Malaysia.

Pembentukan Angkatan Kelima juga semakin didesak karena kondisi Indonesia yang sedang berkonfrontasi dengan Malaysia dan Inggris.

Sementara itu, Perdana Menteri China Zhou En Lai menawarkan bantuan sebanyak 100.000 senjata ringan kepada Indonesia.

Tawaran bantuan senjata tersebut disampaikan Zhou En Lai kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI di hadapan rakyat Komando Operasi Tertinggi (KOTI).

Di sisi lain, ide tersebut banyak ditentang para jenderal dari Angkatan Darat (AD). Umumnya para jenderal di AD adalah golongan anti-komunis.

Saat itu Angkatan Darat dipimpin Letjen Ahmad Yani. Bagi Yani sendiri, membentuk departemen Angkatan kelima tidak efisien.

Ahmad Yani pun secara tegas juga menyampaikan penolakannya atas usul Aidit.

Selain dianggap tidak efisien, pasukan sipil bersenjata sudah ada dalam wujud Pertahanan Sipil.

Meski begitu, soal keputusan mengenai pembentukan Angkatan Kelima diserahkan kepada Pemimpin Besar Revolusi oleh ABRI.

Namun, sebelum benar-benar dibentuk Angkatan Kelima, ide yang menimbulkan pro dan kontra ini justru lenyap bersama dengan dibubarkannya PKI pasca-peristiwa 30 September 1965.

Angkatan Darat dengan Supersemar akhirnya membubarkan PKI dan ormas-ormasnya.

Ormas-ormas dari Angkatan Lima di antaranya dari Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia dan SOBSI yang dituduhkan merupakan unsur Angkatan Kelima.

Itulah tujuan PKI menuntut dibentuknya Angkatan Kelima hingga lenyapnya ide ini.

Baca Juga: Latar Belakang dan Tujuan Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948, Berakhir dengan Eksekusi Para Pemimpin Pemberontak

(*)

Artikel Terkait