Biasanya, 250 narapidana ditahan, masing-masing dengan selnya sendiri.
Meskipun dikenal sebagai ‘Pulau Setan’, namun justru banyak tahanan yang ingin dipindahkan ke tempat itu, karena kondisi kehidupan penjara yang lebih layak daripada kebanyakan penjara di AS pada saat itu.
Di Alcatraz, melansir History of Yesterday, para tahanan memiliki empat hak, yaitu makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan medis.
Hak istimewa lainnya seperti, berolahraga di tempat terbuka, korespondensi dengan keluarga, kunjungan kerabat, akses ke perpustakaan lembaga pemasyarakatan, kegiatan seperti melukis, menulis, atau berolahraga harus diperoleh.
Ketika manajemen penjara percaya bahwa seorang tahanan tidak lagi menjadi ancaman, maka dia dikirim ke penjara federal lain untuk menyelesaikan sisa hukumannya.
Dari tahun 1934 hingga 1939, gangster paling terkenal, Al Capone, menghuni rumah tahanan di Alcatraz itu.
Kemudian diikuti oleh George Kelly, yang dijuluki ‘Machine Gun Kelly’ dan Alvin ‘Creepy’ Karpis, musuh nomor 1, dari tahun 1936 hingga 1962.
Pada tahun 1963, terdapat 14 upaya pelarian, yang melibatkan 36 orang, 23 di antaranya tertangkap, dan 6 ditembak mati.
Jenazah 6 tahanan lainnya yang tidka dihitung dalam penghitungan sebelumnya tidak pernah ditemukan, dan sampai hari ini nasib mereka masih menjadi misteri.
Pada akhirnya Alcatraz ditutup pada tahun 1963 oleh Robert F. Kennedy karena tingginya biaya transportasi pasokan ke pulau itu.
Pada tahun 1969, sekelompok penduduk asli Amerika mengklaim pulau itu sampai tahun 1971, ketika mereka dievakuasi oleh pihak berwenang.
Saat ini, pulau Alcatraz terbuka untuk pengunjung.
Anda mau berkunjung ke sana?
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari