Find Us On Social Media :

Koleksi Puisinya Menangkan Penghargaan Namun Hidupnya Alami Depresi, Inilah Sylvia Plath, Wanita Pertama yang Menangkan Hadiah Pulitzer

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 20 Agustus 2022 | 17:00 WIB

Sylvia Plath, karya besarnya tidak bisa memenangkan hidupnya dari depresi.

Selama dia tinggal di Inggris, Plath bertemu calon suaminya, Ted Hughes.

Mereka menikah pada tahun 1956, tetapi sayangnya, hubungan mereka bermasalah.

Satu tahun kemudian, Plath pindah kembali ke Amerika Serikat untuk mengajar bahasa Inggris di Smith College.

Waktu yang dihabiskannya di AS singkat, dia akhirnya pindah kembali ke Inggris pada tahun 1959.

Sekembalinya ke Inggris, Plath dapat melihat koleksi puisi pertamanya yang diterbitkan pada tahun 1960 berjudul ‘The Colossus’.

Ini adalah tahun yang sangat besar bagi Plath, karena dia juga melahirkan putri pertamanya yang diberinya nama Freida.

Beberapa tahun kemudian, Plath melahirkan anak keduanya, Nicholas.

Meski terlihat bahagia, namun Ted Hughes meninggalkan Sylvia Plath pada tahun 1962 untuk wanita lain.

Inilah yang membawa Plath ke dalam pusaran ke bawah.

Menyalurkan depresinya ke dalam kreativitas, Sylvia Plath mulai mengerjakan satu-satunya novelnya yang berjudul The Bell Jar.

Novel tersebut kemudian diterbitkan dengan nama samaran Victoria Lucas.

Sayangnya, menyalurkan depresinya ke dalam kreativitas tidak membantu Plath mengatasi masalah kehidupan nyatanya.