Advertorial

Inilah Biografi Chairil Anwar, Penulis Puisi 'Aku' yang Terkenal

Khaerunisa

Editor

Puisi-puisi Chairil Anwar begitu terkenal, abadi dibaca dan didengarkan dari generasi ke generasi. Inilah biografi Chairil Anwar
Puisi-puisi Chairil Anwar begitu terkenal, abadi dibaca dan didengarkan dari generasi ke generasi. Inilah biografi Chairil Anwar

Intisari-Online.com - Inilah biografi Chairil Anwar penulis puisi 'Aku' yang terkenal.

Anda tentu tak asing dengan kalimat 'Aku Ini Binatang Jalang' bukan?

Selain itu, mungkin Anda juga kerap mendengar kalimat 'Mampus Kau Dikoyak-koyak Sepi!'.

Kalimat-kalimat terkenal tersebut adalah sajak dari puisi-puisi yang ditulis oleh penyair terkemuka Indonesia, Chairil Anwar.

Puisi-puisi Chairil Anwar begitu terkenal, abadi dibaca dan didengarkan dari generasi ke generasi.

Karya-karya puisi Chairil Anwar juga tentu tak asing di telinga kebanyakan orang Indonesia.

Puisi-puisinya seolah wajib dipelajari di bangku sekolah ketika membahas tentang sastra Indonesia.

Inilah biografi Chairil Anwar, salah satu penyair terkemuka Indonesia.

Baca Juga: Puisi Doa Karya Chairil Anwar, Salah Satu Puisinya yang Paling Menyentuh Hati

Baca Juga: Kumpulan Puisi Chairil Anwar tentang Perjuangan dan Nasionalisme

Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatra Utara, pada tanggal 26 Juli 1922.

Ia merupakan putra dari pasangan Toeloes dan Saleha, yang keduanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat.

Ayahnya adalah seorang Bupati Indragiri, Riau, yang tewas dalam Pembantaian Rengat.

Selain itu, ia masih memiliki hubungan persaudaraan dengan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Syahrir, yaitu keponakannya.

Chairil Anwar memulai pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) atau sekolah dasar untuk kaum pribumi.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).

Ketika usianya menginjak 18 tahun, Chairil tidak lagi bersekolah. Ia mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, ia sudah bertekad untuk menjadi seniman.

Chairil Anwar mulai lebih mendalami dunia sastra saat tinggal di Batavia (Jakarta), setelah pindah bersama ibunya pasca-perceraian orangtuanya.

Baca Juga: Tuliskan 8 Provinsi yang Dibentuk sebagai Hasil Sidang PPKI Pertama, Berikut Pembagian 8 Provinsi Beserta Gubernurnya

Baca Juga: Tuliskan 8 Provinsi yang Dibentuk sebagai Hasil Sidang PPKI Pertama, Berikut Pembagian 8 Provinsi Beserta Gubernurnya

Pada tahun 1942, karya sastra pertamanya bertajuk 'Nisan' ditulisnya, karya ini terinspirasi dari kematian sang nenek.

Selanjutnya, ia melahirkan puluhan karya sastra lainnya.

Sebanyak 96 karya sastra diciptakan Chairil Anwar selama hidupnya, di antaranya termasuk 70 puisi.

Salah satu puisi paling terkenalnya, yang bertajuk 'Aku', ditulis pada tahun 1943.

Berikut ini sajak lengkap puisi Aku karya Chairil Anwar:

Aku

Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Kapal Induk Bertenaga Nuklir AS Mendadak Berlabuh di Singapura, Ada Urusan Apa?

Puisi karya Chairil Anwar yang terkenal lainnya, misalnya puisi berjudul 'Sia-sia' yang memuat kalimat 'Mampus Kau Dikoyak-koyak Sepi'.

Sia-Sia

Penghabisan kali itu kau datang

membawaku karangan kembang

Mawar merah dan melati putih:

darah dan suci

Kau tebarkan depanku

serta pandang yang memastikan: Untukmu.

Sudah itu kita sama termangu

Saling bertanya: Apakah ini?

Cinta? Keduanya tak mengerti.

Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.

Ah! Hatiku yang tak mau memberi

Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

Baca Juga: 6 Bukti Peninggalan Kerajaan Aceh, Makam hingga Uang Dirham Emas

Lewat puisi "Aku", karyanya yang paling fenomenal, Chairil Anwar mendapat julukan 'Si Binatang Jalang".

Ia juga dikenal sebagai pelopor Angkatan 45 karena dinilai telah berjasa dalam melakukan pembaharuan puisi Indonesia.

Chairil Anwar meninggal pada tanggal 28 April 1949, di usia yang terbilang muda, 27 tahun.

Ia meninggal dunia setelah lama menderita penyakit paru-paru, kemudian penyakit usus.

Sebelum meninggal, ia dirawat di RSCM karena penyakit tifus sejak tanggal 22 April 1949 hingga 28 April 1949.

Jenazahnya dikebumikan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.

Itulah sekilah biografi Chairil Anwar.

Ingin ulasan lengkap tentang Chairil Anwar dan hal-hal yang tak pernah diketahui sebelumnya? Silakan beli koleksi Intisari terbaru di Grid Store atau Gramedia.

(*)

Artikel Terkait