Puisi Doa Karya Chairil Anwar, Salah Satu Puisinya yang Paling Menyentuh Hati

Khaerunisa

Editor

Puisi Doa Chairil Anwar.
Puisi Doa Chairil Anwar.

Intisari-Online.com - Puisi Doa karya Chairil Anwar termasuk salah satu puisi penyair Indonesia ini yang paling menyentuh hati.

Makna puisi Doa karya Chairil Anwar begitu mendalam, berbicara tentang Ketuhanan.

Puisi ini menggambarkan seseorang yang memiliki keyakinan bahwa Tuhan selalu bersamanya.

Meski dalam keadaan apapun, tetap berdoa dan mengingat Tuhannya.

Chairil Anwar dikenal sebagai penyair yang melahirkan karya-karya yang mencerminkan semua aspek kehidupannya.

Puisi-puisi buatannya meskipun terkadang terlihat menggembirakan, umumnya mencerminkan ketakutan akan kematian atau depresi.

Selain itu, karya-karya Chairil Anwar juga bersifat multitafsir, di mana setiap pembaca dapat mengambil makna sesuai yang mereka pahami atau inginkan.

Berikut ini sajak lengkap puisi Doa karya Chairil Anwar.

Baca Juga: Puisi Aku Karya Chairil Anwar, Termasuk Puisinya yang Paling Fenomenal

Baca Juga: Biografi Chairil Anwar, Penyair Berjuluk 'Si Binatang Jalang' yang Lahirkan Banyak Karya Sastra Terkenal

Doa

kepada pemeluk teguh

TuhankuDalam termenungAku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguhMengingat Kau penuh seluruh

Caya-Mu panas suciTinggal kerlip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentukRemuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

TuhankuDi Pintu-Mu aku mengetukAku tidak bisa berpaling.

Baca Juga: Ramalan Rejeki Menurut Weton Jawa; Weton Jawa Berikut Ini Dianggap Paling Sukses Mencari Rezeki dan Usaha Menurut Perhitungan Primbon Jawa

Biografi Singkat Chairil Anwar

Chairil Anwar dikenal sebagai penyair terkemuka di Indonesia, juga pelopor Angkatan 45.

Sebanyak 96 karya dilahirkannya, di mana 70 di antaranya merupakan puisi.

Chairil Anwar lahir pada 26 Juli 1922 di Medan, Sumatra Utara.

Puisi bertajuk "Nisan", tahun 1942, merupakan karya sastra pertamanya yang terinspirasi dari kematian neneknya.

Chairil Anwar memulai pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) atau sekolah dasar untuk kaum pribumi, kemudian melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).

Ketika usianya menginjak 18 tahun, Chairil tidak lagi bersekolah.

Ia mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, ia sudah bertekad untuk menjadi seniman.

Baca Juga: Sambut Presiden Jokowi di Beijing, Presiden China Xi Jinping Ternyata Sudah Siap Ajak Indonesia Lawan Aliansi AUKUS Ini, Laut China Selatan Semakin Panas

Baca Juga: Meski Anggota NATO, Polandia Mendadak Borong Berbagai Senjata Buatan Korea Selatan, Siap-siap Jika Diserang Rusia?

Kemudian, ia mulai lebih mendalami dunia sastra saat tinggal di Batavia (Jakarta), setelah pindah bersama ibunya pasca-perceraian orangtuanya.

Chairil Anwar meninggal pada tahun 1949 di usia 27 tahun.

Meski meninggal di usia muda, karya sastranya abadi dan terus dinikmati hingga sekarang, salah satunya puisi Doa karya Chairil Anwar ini.

Ingin ulasan lengkap tentang Chairil Anwar dan hal-hal yang tak pernah diketahui sebelumnya? Silakan beli koleksi Intisari terbaru di Grid Store atau Gramedia.

(*)

Artikel Terkait