Find Us On Social Media :

Lewat Operasi Rahasia, Inggris Berencana Bunuh Adolf Hitler tapi Batal karena Ia Malah Membantu Sekutu, Kok Bisa?

By Agustinus Winardi, Selasa, 8 Mei 2018 | 06:00 WIB

Misalnya, oleh pasukan khusus Inggris Hitler akan dibunuh dengan cara meledakkan kereta api yang sering ditumpanginya.

Tapi para pengawal Hitler ternyata sengaja membuat jadwal acak Hitler naik kereta sehingga jadwal pastinya tidak bisa dipastikan.

Akhirnya berdasar informasi dari pasukan SS Nazi pengawal Hitler yang berhasil ditangkap oleh pasukan Inggris dan kemudian diinterogasi, diperoleh peluang bahwa Hitler suka minum teh di tempat peristirahatannya yang berlokasi di pegunungan Bavaria, Berghof

Yang juga menguntungkan, ketika Hitler bermaksud minum teh di sebuah vilanya di Berghof, ia selalu berjalan kaki sendirian menuju kafe dan berada di tempat terbuka.

Dalam posisi terbuka dan sekelilingnya merupakan hutan pinus yang lebat, lokasi seperti itu cocok bagi sniper yang ditugaskan membunuh Hitler dari jarak sekitar 600-900 meter.

Baca juga: Ramalan Nostradamus: Napoleon, Hitler, dan Tokoh di Timur Tengah dalam Perang Dunia

Pasukan Inggris pun kemudian menugaskan seorang sniper yang mahir berbahasa Jerman untuk disusupkan ke Berghof dengan cara terjun payung dari udara.

Namun ketika operasi tempur untuk membunuh Hitler nyaris dilaksanakan, deputi SOE, Letkol Ronald Thorneley, malah memerintahkan operasi itu segera dibatalkan.

Pasalnya jika Hitler sampai terbunuh oleh pasukan Sekutu, pasukan Nazi Jerman akan mengamuk dan melancarkan peperangan brutal untuk balas dendam.

Puluhan ribu pasukan Sekutu yang masih ditawan Nazi Jerman bisa-bisa akan dibunuh pasukan SS yang ‘kesetanan’ gara-gara kehilangan empunya itu.

Perintah Thorneley akhirnya dipatuhi dan Inggris pun kemudian membiarkan Hitler ‘mati secara alamiah’.

Pasalnya jika Hitler masih dalam kondisi hidup hingga akhir peperangan pasukan Nazi tidak akan melakukan perang brutal sehingga pasukan Sekutu pun tidak menjadi korban kebrutalan itu.

Dengan kata lain keberadaan Hitler yang masih hidup sebenarnya ‘membantu Sekutu’ karena bisa mencegah terjadinya kebrutalan.

Fanatisme untuk bertempur sampai mati memang ditunjukkan oleh pasukan SS Hitler, yang kemudian turut mati bersamaan dengan kematian Hitler akibat bunuh diri (30 April 1945).

Ketika Hitler mati dan pada saat yang sama pasukan Nazi juga dalam kondisi  sudah lemah akhirnya, mereka memilih menyerah tanpa sarat kepada pasukan Sekutu.