Find Us On Social Media :

Butuh 720.000 Pekerja untuk Bangun Makamnya, Para Gundik yang Tidak Pernah Melahirkan di Kekaisaran China Harus Dikirim ke Akhirat

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 6 Agustus 2022 | 18:44 WIB

(Ilustrasi) Pemakaman China

Ada sekitar 720.000 orang bekerja di makam tersebut.

Bahkan jika tidak semua dari mereka dikorbankan, jumlah korbannya akan tetap tinggi.

Praktik ini paling terkenal terkait dengan dinasti Shang (1600 – 1046 SM).

Para peneliti menemukan 164 kerangka di lubang pemakaman, yang mungkin dibunuh untuk menemani kaisarnya yang meninggal.

Tetapi sementara praktik itu berlanjut selama berabad-abad, suara-suara untuk menghentikannya mulai terdengar sejak periode Musim Semi dan Musim Gugur (770 – 476 SM) dan Negara-Negara Berperang (475 – 221 SM). 

Beberapa kaisar dari dinasti Han bahkan menjadi saksi sejarah digulingkannya kekuaraan tirani Qin yang mencoba menghapus ritual xunjang tersebut.

Kaisar Wu, misalnya, menerima sebuah memo dari cendekiawan Dong Zhongshu yang mengusulkan beberapa kebijakan termasuk “berhenti membunuh budak dan pelayan dengan seenaknya.” 

Pada dinasti Tang (618 – 907) dan Song (960 – 1279), yang dianggap sebagai dua periode paling makmur dan “beradab,” praktik penguburan yang mengerikan ini nampaknya sudah mulai ditinggalkan.

 Namun, praktik tersebut masih tercatat di dinasti Liao (907 – 1125), Jin (1115 – 1234), dan Yuan (1206 – 1368), semuanya didirikan oleh penakluk nomaden dari utara.

Baca Juga: Dinastinya Runtuh, Janda Permaisuri dari Qi Utara Ini Malah Buka Tempat Prostitusi, Konon Begini Komentarnya Bandingkan Kehidupannya sebagai Permaisuri dan Pelacur

(*)