Intisari-Online.com-Harem atau gundikkekaisaran era Ottoman merupakan kumpulan istri, pelayan, dan selir sultan, yang jumlahnya bisa mencapai ratusan.
Keberadaan para gundik ini sekaligus menjadi simbol utama kekuasaan dan kekayaan Sultan.
Institusi harem pertama diperkenalkan di masyarakat Turki dengan adopsi Islam, di bawah pengaruh Kekhalifahan Arab, yang ingin ditiru oleh Ottoman.
Sebagian besar pria dan wanita di dalam harem dibeli sebagai budak untuk memastikan kepatuhan mereka, namun beberapa tetap bebas.
Istri utama sultan adalah wanita bebas, baik pria dan wanita bebas serta budak juga sama-sama diberi pendidikan.
Pada akhir pendidikan masing-masing, pria dan wanita akan dinikahkan satu sama lain.
Selanjutnya, orang-orang itu akan dikirim untuk menduduki pos-pos administratif di provinsi-provinsi kekaisaran.
Karena praktik ini, hanya sejumlah kecil wanita yang dipilih untuk menjadi gundik pribadi sultan.
Ada beberapa wanita harem Ottoman yang memiliki peran politik yang sangat penting dalam sejarah kekaisaran juga.
Ada juga contoh Sultan yang tidak menghormati wanita di harem.
Misalnya, Sultan Ibrahim yang gila.
Ibrahim IIbrahim lahir 4 November 1615 meninggal 18 Agustus 1648 di Konstantinopel.
Sultan Utsmaniyah yang satu ini punya karakter yang tidak stabil.
Hal itu menjadikannya sebagai mangsa ambisi para menteri dan kerabatnya sendiri hingga terjadi pemberontakan pada masa pemerintahannya (1640–48).
Pada awal pemerintahannya di bawah bimbingan wazir agung yang cakap namun ambisius, Kara Mustafa Pasa, Ibrahim menjalin hubungan damai dengan Persia dan Austria (1642).
Ia juga merebut kembali Laut Azov dari Cossack.
Setelah eksekusi Kara Mustafa (1644), Ibrahim mengirim ekspedisi ke Kreta atas saran menterinya dan mengobarkan perang panjang dengan Venesia (1645–69).
Setelah menghabiskan masa kecilnya dalam kurungan, Ibrahim secara mental tidak stabil dan semakin diperparah oleh para wanita harem serta para menteri istananya.
Dia juga dikatakanmenenggelamkan lebih dari 280 para gundik dari haremnya di Bosphorus.
Turhan Hatice, seorang gadis Ukraina yang ditangkap dalam salah satu penggerebekan Tatar yang dijual sebagai budak, adalah salah satu dari sedikit selir yang selamat dari pemerintahan sultan Ibrahim yang gila.
Gaya Ibrahim yang eksentrik dan penuh kemewahan mengharuskan pengenaan pajak baru, sehingga menimbulkan ketidakpuasan di Konstantinopel dan provinsi-provinsi sekitarnya.
Dia digulingkan pada 8 Agustus 1648, oleh seorang Janissari, pemberontakan yang didukung oleh ulama (tokoh agama) dan dieksekusi 10 hari kemudian.
(*)