Selama masa pergerakan, SK Trimurti aktif di Partai Indonesia (Partindo). Ia juga berkarier sebagai guru sekolah dasar.
Profesinya sebagai guru tak menghentikan SK Trimurti untuk berkarya melalui tulisan. Bahkan, ia sempat dipenjara karena mendistribusikan leaflet anti-kolonial.
Selama di penjara, tulisan yang dihasilkannya justru semakin kritis.
Saat proklamasi kemerdekaan diselenggarakan Indonesia, SK Trimurti telah menjadi istri dari Sayuti Melik, sosok pengetik teks proklamasi kemerdekaan.
Pasca kemerdekaan, Trimurti diangkat sebagai Menteri Tenaga Kerja pertama di Indonesia di bawah Perdana Menteri Amir Syarufuddin pada 1947 hingga 1948.
Trimurti meninggal pada 20 Mei 2008 pada usia 96 tahun di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta.
Latief Henderaningrat.
Di antara tiga tokoh pengibar bendera merah putih pertama, Latief merupakan tokoh ditunjuk mendadak ketika upacara berlangsung.
Dalam upacara kemerdekaan 17 Agustus 1945, Latief awalnya bertugas mendampingi Soekarno dan Hatta.
Ia bertanggung jawab atas keamanan selama upacara berlangsung.
Namun, setelah Soekarno selesai membacakan naskah proklamasi, Latief tiba-tiba diberi amanat untuk mengibarkan bendera merah putih bersama Suhud dan SK Trimurti.