Penulis
Intisari-Online.com - Memasuki bulan Agustus, biasanya masyarakat Indonesia akan mulai memasang bendera merah putih, juga berbagai hiasan di lingkungan tempat tinggal.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) pun telah mengeluarkan imbauan bagi masyarakat untuk mengibarkan bendera merah putih di wilayah masing-masing.
Imbauan tentang pengibaran bendera merah putih ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Mensesneg Nomor B-620/M/S/TU.00.04/07/2022 tentang Penyampaian Tema, Logo, dan Partisipasi Menyemarakkan Peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI Tahun 2022.
Melalui SE tersebut, Mensesneg mengikbau masyarakat untuk mulai memasang bendera merah putih sejak tanggal 1-31 Agustus 2022.
Mulai hari ini, 1 Agustus 2022, dan sebulan kedepan, lingkungan tempat tinggal masyarakat Indonesia akan ramai oleh bendera merah putih dan berbagai hiasan menyambut HUT RI ke-77.
Namun, tahukah Anda siapa sosok yang mengibarkan bendera merah putih untuk pertama kali?
Mengetahui sejarah bendera merah putih tak akan lengkap jika tak mengetahui siapa saja sosok di balik pengibaran bendera mereh putih untuk pertama kali pada 17 Agustus 1945.
Inilah tokoh-tokoh pengibar bendera merah putih untuk pertama kali.
Baca Juga: Apa Makna Peristiwa Rengasdengklok Bagi Proklamasi Kemerdekaan? Simak Ulasannya Berikut Ini
Suhud Sastro Kusumo
Salah satu tokoh pengibar bendera merah putih untuk pertama kalinya adalah Suhud Sastro Kusumo atau S Suhud.
Selain sebagai tokoh pengibar bendera, Suhud juga memimpin barisan pelopor yang menyiapkan tiang bendera.
Suhud diminta menyiapkan bambu sebagai tiang bendera yang diberi tali dan ditanam di teras rumah Soekarno.
Sejak muda, ia bergabung dalam Barisan Pelopor, yaitu suatu kelompok yang dibentuk oleh Jepang pada Agustus 1944.
Upacara proklamasi kemerdekaan Indonesua 17 Agustus 1945 dimulai dengan pidato singkat dari Soekarno. Kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih untuk pertama kalinya.
Suhud merupakan orang pertama yang mengibarkan bendera Merah Putih saat proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Ia bertugas membentangkan bendera Merah Putih, berdampingan dengan SK Trimurti dan Latief Hendraningrat.
S Suhud meninggal dunia pada 1986 dalam usia 66 tahun.
Baca Juga: Sejarah Kereta Api Indonesia yang Terlupakan, Ada Tragedi Kecelakaan yang Mengerikan
SK Trimurti
Surastri Karma (SK) Trimurti merupakan salah satu perempuan yang bertugas sebagai pengibar bendera saat proklamasi kemerdekaan.
Lahir pada 11 Mei 1912, SK Trimurti menjalani pendidikan dasar di Noormal School dan AMS di Surakarta.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI).
Selama masa pergerakan, SK Trimurti aktif di Partai Indonesia (Partindo). Ia juga berkarier sebagai guru sekolah dasar.
Profesinya sebagai guru tak menghentikan SK Trimurti untuk berkarya melalui tulisan. Bahkan, ia sempat dipenjara karena mendistribusikan leaflet anti-kolonial.
Selama di penjara, tulisan yang dihasilkannya justru semakin kritis.
Saat proklamasi kemerdekaan diselenggarakan Indonesia, SK Trimurti telah menjadi istri dari Sayuti Melik, sosok pengetik teks proklamasi kemerdekaan.
Pasca kemerdekaan, Trimurti diangkat sebagai Menteri Tenaga Kerja pertama di Indonesia di bawah Perdana Menteri Amir Syarufuddin pada 1947 hingga 1948.
Trimurti meninggal pada 20 Mei 2008 pada usia 96 tahun di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta.
Latief Henderaningrat.
Di antara tiga tokoh pengibar bendera merah putih pertama, Latief merupakan tokoh ditunjuk mendadak ketika upacara berlangsung.
Dalam upacara kemerdekaan 17 Agustus 1945, Latief awalnya bertugas mendampingi Soekarno dan Hatta.
Ia bertanggung jawab atas keamanan selama upacara berlangsung.
Namun, setelah Soekarno selesai membacakan naskah proklamasi, Latief tiba-tiba diberi amanat untuk mengibarkan bendera merah putih bersama Suhud dan SK Trimurti.
Muncul dua pemuda membawa baki yang sudah ditaruh bendera Merah Putih di atasnya, kemudian mereka berjalan mendekat ke arah Latief.
Meski tak ada arahan sebelumnya, Latief yang tidak bisa menolak pun memenuhi amanat tersebut.
Sehingga Latief pun berperan sebagai pengibar sang saka Merah-Putih bersama Suhud dan SK Trimurti.
Baca Juga: Hasil Sidang PPKI Kedua, Termasuk Pembagian Wilayah Indonesia Menjadi Delapan Provinsi
Latief Hendraningrat dan SK Trimurti bertugas menarik bendera yang dibentangkan Suhud.
Latief sendiri sejak muda memang turut aktif dalam pergerakan nasional, salah satunya menjadi anggota Perkumpulan Indonesia Muda.
Kemudian, pada masa pendudukan Jepang, ia menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA). Bahkan pangkat terakhirnya saat PETA dibubarkan adalah Cudan-co (Komandan Kompi).
Setelah Agresi Militer berakhir, pada 1949, ia ditugaskan di Markas Besar Angkatan Darat dan ditunjuk menjadi atase militer RI untuk Filipina pada 1952.
Ia meninggal dunia di Jakarta, 14 Maret 1983 pi umur 72 tahun.
Itulah 3 tokoh pengibar bendera merah putih pertama kali.
(*)