Find Us On Social Media :

Bak Kisah dalam Film, Inilah Kisah Fazal Din, Pria India Anggota Resimen Baluch selama Perang Dunia II, Sendirian Ledakkan Bunker, Meski Terluka Parah Membabi Buta Pimpin Skuadronnya Melawan Jepang

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 29 Juli 2022 | 14:25 WIB

Fazal Din, prajurit India yang pemberani melawan Jepang selama Perang Dunia II.

Intisari-Online.com – Ini adalah kisah tentang Fazal Din, seorang pria India yang merupakan anggota Resimen Baluch ke-10 dalam Perang Dunia II.

Dia sendirian meledakkan sebuah bunker, mengalami pukulan fatal dari katana dan memimpin skuadronnya menuju kemenangan melawan Jepang di daerah sekitarnya meskipun terluka.

Fazal Din lahir pada 1 Juli 1921, di Hoshiarpur Punjab, sebuah provinsi yang terletak tepat di antara India sekarang dan Pakistan.

Dia tidak pernah menyelesaikan pendidikan di tingkat dasar.

Dia bertugas di Resimen Baluch ke-10 Angkatan Darat India yang berperang dengan Sekutu di Burma.

Tepat sekitar akhir tahun 1944 hingga awal tahun 1945, Tentara Jepang menguasai Asia Tenggara dan sednag mempersiapkan serangan kekuatan penuh terhadap Inggris India.

Pasukan Kekaisaran telah dipukul mundur, tetapi pada bulan Maret 1945, Sekutu akhirnya mempersiapkan serangan balik.

Hari yang lembap, tanggal 2 Maret 1945, ketika Kopral Fazal Din dan Resimen Baluch 10 lainnya diperintahkan untuk menyerang dua bunker Jepang yang dijaga ketat di puncak bukit di luar kota Mektila di Burma.

Orang-orang itu ragu, dan bisa dimengerti.

Orang Jepang dipersenjatai dengan senjata otomatis, sementara tentara India berada tepat di garis tembak.

Fazal Din, tidak akan menyerah dan tidak mematuhi perintah.

Dia melompat keluar dari perlindungan, senapan di tangan, meneriakkan teriakan perang, dan berlari ke atas bukit.

Pasukannya tidak membiarkannya dia melakukan sendiri, jadi mereka pun ikut-ikutan mengejarnya.

Dia melemparkan beberapa granat dan menembakkan beberapa peluru ke dalam satu bunker, benar-benar melenyapkan tentara Jepang di dalamnya.

Setelah itu, dia berbalik, dan menuju bunker kedua.

Jepang sempat mengumpulkan diri dan membentuk serangan, kali ini Fazal Din bertemu dengan enam tentara Jepang yang datang langsung ke arahnya, dua di antaranya adalah komandan bersenjatakan katana.

Orang-orang dari Resimen Baluch 10 dengan cepat berlari mencari perlindungan, tapi tidak dengan Faizal.

Dia berdiri tegak, dan dalam ledakan keberanian yang gila, mengayunkan salah satu komandan dengan gagang senapannya.

Komandan Jepang yang menemuinya meladeni dan berbalik, menusuk Fazal Din dari belakang.

Tapi  ceritanya tidak berakhir di situ.

Bak kisah film, Fazal Din, dengan adrenalin belaka, berputar, menyambar gagang katana, merenggutnya dari tangan orang lain dan membunuhnya dalam sayu ayunan.

Cerita berlanjut, Fazal Din kemudian melakukan semacam pembunuhan gila-gilaan, menikam komandan lainnya di wajahnya dan menebas tentara lain menjadi dua.

Orang-Orang Jepang sangat terkejut dan takut, menyaksikan orang yang seharusnya mati ini menjadi sangat marah, jatuh ke dalam kebingungan, memecah barisan, dan lari.

Akhirnya, anak buah Fazal Din bergegas untuk bergabung dalam pertarungan.

Luar biasa, Fazal Din belum selesai.

Masih mengeluarkan darah dari lukanya, dia bergegas membantu sesama prajurit yang ditembaki dengan tentara Jepang lainnya dan membunuh tentara Jepang dengan katana.

Setelah itu, dia berteriak agar orang lain menekan serangan dan terhuyung-huyung kembali ke Markas Peleton.

Semua orang di resimen melihat tindakannya. Mereka begitu bersemangat setelah menyaksikan pertunjukan keberanian yang begitu gila sehingga seluruh  resimen mendapatkan keuntungan singkat melawan Jepang, yang dibuat bingung karena kehilangan komandan mereka.

Resimen itu berhasil memusnahkan Jepang di daerah tersebut dan mengambil alih bunker.

Ketika Fazal Din sampai di markas, dia memberikan laporannya, kemudian jatuh, dan meninggal.

Untuk pengabdian tertingginya pada tugas, kejernihan pikiran, dan keberanian yang luar biasa dan ceroboh, bahkan ketika terluka parah, dia dianugerahi Victoria Cross secara anumerta.

Baca Juga: Jadi Simbol Keberanian dan Kekuatan, Inilah Pengayauan, Tradisi Brutal Suku Kayak Asal India yang Memenggal Kepala Musuh Sebanyak Mungkin

 Baca Juga: Ritual Mugtaram, Ritual Unik Suku Kolam di India bagi Pasangan Pengantin Baru untuk Menabur dan Menuai dengan Hati-hati dengan Perlakukan Anak-anak Suku Bak Dewa agar Tanaman Bebas dari Bencana

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di