Pasukannya tidak membiarkannya dia melakukan sendiri, jadi mereka pun ikut-ikutan mengejarnya.
Dia melemparkan beberapa granat dan menembakkan beberapa peluru ke dalam satu bunker, benar-benar melenyapkan tentara Jepang di dalamnya.
Setelah itu, dia berbalik, dan menuju bunker kedua.
Jepang sempat mengumpulkan diri dan membentuk serangan, kali ini Fazal Din bertemu dengan enam tentara Jepang yang datang langsung ke arahnya, dua di antaranya adalah komandan bersenjatakan katana.
Orang-orang dari Resimen Baluch 10 dengan cepat berlari mencari perlindungan, tapi tidak dengan Faizal.
Dia berdiri tegak, dan dalam ledakan keberanian yang gila, mengayunkan salah satu komandan dengan gagang senapannya.
Komandan Jepang yang menemuinya meladeni dan berbalik, menusuk Fazal Din dari belakang.
Tapi ceritanya tidak berakhir di situ.
Bak kisah film, Fazal Din, dengan adrenalin belaka, berputar, menyambar gagang katana, merenggutnya dari tangan orang lain dan membunuhnya dalam sayu ayunan.
Cerita berlanjut, Fazal Din kemudian melakukan semacam pembunuhan gila-gilaan, menikam komandan lainnya di wajahnya dan menebas tentara lain menjadi dua.
Orang-Orang Jepang sangat terkejut dan takut, menyaksikan orang yang seharusnya mati ini menjadi sangat marah, jatuh ke dalam kebingungan, memecah barisan, dan lari.
Akhirnya, anak buah Fazal Din bergegas untuk bergabung dalam pertarungan.