Find Us On Social Media :

Disebut Dungu Hingga Orang yang Gagal, Beginilah Akhir Hidup Liu Shan, Kaisar Kedua dan Terakhir Negara Bagian Shu Han, Semua Karena Kesalahannya yang Satu Ini

By Mentari DP, Rabu, 6 Juli 2022 | 11:30 WIB

Kisah Liu Shan pada era Kekaisaran China Kuno.

Intisari-Online.com - Apakah Anda pernah mendengar nama Liu Shan pada era Kekaisaran China Kuno?

Pada era Kekaisaran China Kuno, nama Liu Shan sebenarnya jarang terdengar. Atau kisahnya sedikit ditemukan.

Akan tetapi Liu Shan adalah kaisar kedua dan terakhir negara bagian Shu Han selama periode Tiga Kerajaan

Dia naik takhta pada usia 16 tahun. Namun dia mempercayakan pemerinatahan kepada Kanselir Zhuge Liang dan Sekretariat Kekaisaran Li Yan.

Meski begitu, pemerintahannya yang terjadi selama 40 tahun adalah yang terlama di era Tiga Kerajaan.

Kehidupan saat dia memerintah sebenarnya sangat baik sampai dia menyerah setelah Deng Ai memimpin serangan mendadak ke ibu kota Shu, Chengdu.

Ada yang menyebut dia menikmati tahun-tahun terakhirnya dengan damai sebelum meninggal.

Namun kisah tentang Liu Shan tidak seperti yang kita duga.

Dilansir dari owlcation.com pada Rabu (6/7/2022), Liu Shan lahir dengan nama "Adou / Edou".

Dalam Chronicles of the Three Kingdoms, Zhuge Liang tercatat memuji Liu Shan sebagai orang yang sangat cerdas.

Namun faktanya, orang dengan nama "Adou" dalam bahasa China digambarkan sebagai orang yang tidak mampu dan tidak akan mencapai apa pun bahkan dengan bantuan yang signifikan.

Benarkah itu diri Liu Shan yang sebenarnya?

Pada umumnya, dia memang dianggap sebagai penguasa yang tidak mampu.

Alasannya karena Liu Shan dituding mengumbar kesenangan sambil mengabaikan urusan negara.

Bahkan ada metafora yang bisa disebut sebagai penerus yang tidak berguna, orang yang gagal, dungu, hingga di luar harapan.

Ada beberapa bukti atas sikapnya ini. Salah satunya karena dia menyerahkan sebagian besar urusan negara di tangan perdana menteri.

Liu Shan juga memperlakukan Zhuge Liang sebagai figur ayah.

Namun ketika ada serangan, mantan kaisar itu ditawan sampai dia meninggal pada tahun 271 M.

Memang dia tidak pernah diperlakukan dengan buruk selama penahanan. Dia juga tidak dipaksa untuk hidup dalam keadaan yang memalukan.

Hari-hari terakhirnya diyakini relatif nyaman.

Ada yang mengatakan ini semua karena dia tidak lagi memikirkan negara bagian Shu Han.

Baca Juga: Dipilih Sebagai 'Alat' Bukan Karena Cinta, Inilah 2 Permaisuri Paling Kuat dalam Sejarah China, Tak Kalah 'Gila' dan Kejam dengan Kaisar Pria Lainnya