Dipilih Sebagai 'Alat' Bukan Karena Cinta, Inilah 2 Permaisuri Paling Kuat dalam Sejarah China, Tak Kalah 'Gila' dan Kejam dengan Kaisar Pria Lainnya

Mentari DP

Penulis

Permaisuri paling kuat dalam sejarah China di era Kekaisaran China Kuno.

Intisari-Online.com - Pada era Kekaisaran China Kuno,Permaisuri adalah pasangan resmi Kaisar China.

DalamKekaisaran China Kuno,Permaisuri biasanya dipilih oleh Kaisar China sebelumnya dan para penasihatnya, bukan oleh Kaisar sendiri.

Pilihan itu dibuat atas dasar keuntungan politik dan ekonomi.

Sebab umumnya, Permaisuri masa depan akan menjadi putri dari salah satu klan bangsawan China yang paling mulia dan kaya.

Biasanya proses seleksi terjadi ketika gadis itu masih dalam usia yang sangat muda, bahkan sebelum kelahirannya.

Segera setelah pilihan dibuat, Pasangan Kerajaan masa depan akan pindah untuk tinggal di Kota Terlarang untuk dibesarkan dan dididik oleh Nyonya istana, sampai dia cukup umur untuk menikah.

Setelah menikah, perannya yang paling penting adalah memberikan penerus dinasti.

Putranya biasanya akan menjadi Putra Mahkota dan Kaisar masa depan, dengan beberapa pengecualian.

Misalnya karena banyak Kaisar Qing memutuskan untuk menunjuk sebagai penerus salah satu dari banyak putra laki-lakinya.

Tapijika putra kandungnya tidak dapat menjadi kaisar, dia akan menjadi Janda Permaisuri.

Sebab semua anak kaisar dikatakan juga sebagai anak dari Permaisuri, terlepas dari ibu kandungnya.

Meski menjadi pasangan sah dari Kaisar China, Permaisuri tidak memiliki kekuatan keputusan apa pun mengenai urusan negara, tetapi dia adalah Kepala Istana Dalam.

Dia akan mendikte aturan kehidupan di Istana dan memiliki peran penting di atas istri Kaisar lainnya, selir kerajaan.

Siapa Permaisuri paling kuat dalam sejarah China?

Dilansir darilifeintheforbiddencity.weebly.com pada Selasa (5/7/2022), pada umumnya tidak mungkin bagi seorang wanita lain untuk naik takhta.

Namun dalam sejarah China hanya ada satu Permaisuri yang memerintah, Wu Zetian (624–705 M) yang merebut kekuasaan di bawah dinasti Tang.

Ada juga beberapawanita yang memang menjadi pemimpin de facto, biasanya sebagai Janda Permaisuri.

Contoh yang menonjol adalah Janda Permaisuri Cixi, ibu dari Kaisar Tongzhi (1861–1874), dan bibi dan ibu angkat Kaisar Guangxu (1874–1908), yang memerintah China selama 47 tahun (1861–1908).

Wu Zetian (624-705)

Wu Zetian adalah satu-satunya perempuan dalam sejarahChina yang memerintah sebagai Kaisar China.

Bagi beberapa orang, dia adalah seorang otokrat. Di mana bisa bersikap kejam dalam keinginannya sesuatu atau ingin mempertahankan kekuasaan.

Bagi orang lain, Wu Zetian tidak berbeda jauh dengan Kaisar China pada zamannya.

Mereka juga mencatat bahwa dia berhasil memerintah China secara efektif selama salah satu periode yang lebih damai dan beragam budaya.

Sebab Dinasti Tang (618-906 M) adalah masa kebebasan relatif bagi perempuan.

Maka tidak mengherankan jika Wu Zetian lahir dari keluarga kaya dan bangsawan.

Pada usia13tahun, dia dikenal karena kecerdasan, kecerdasan, dan kecantikannya. Dia pun direkrut ke istana Kaisar Tai Tsung.

Dalam waktu singkat, Wu Zetian langsungmenjadi selir favoritnya.

Janda Permaisuri Cixi (1835-1908)

Janda Permaisuri Cixi adalahibu Kaisar Tongzhi (memerintah 1861–1975) dan ibu angkat kaisar Guangxu (memerintah 1875–1908).

Dia adalah sosok yang menonjol di kekaisaranChina selama hampir setengah abad.

Bahkania menjadi salah satu wanita paling kuat dalam sejarah China.

Sebenarnya Cixi adalah salah satu selir Kaisar Xianfeng yang berpangkat rendah, tetapi pada tahun 1856 dia melahirkan putra tunggalnya.

Pada kematian Xianfeng, anaknya yang berusia 6 tahun naik tahkta menjadi kaisar Tongzhi.

Namun sebenarnya Cixilah yang memimpin secara de facto.

Baca Juga: Disebut Permaisuri Paling Kuat dalam Sejarah China, Rupanya Begini Reputasi Janda Permaisuri Cixi diLuar China, 'Licik, Berbahaya, dan Gila Seks'

Artikel Terkait