Find Us On Social Media :

Padahal Cuma Negara Berkembang, Tapi Berani Temui Presiden Ukraina dan Rusia dalam Misi Perdamaian Apa yang Bisa Ditawarkan Indonesia?

By May N, Kamis, 30 Juni 2022 | 16:50 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. 

Penyebab hal ini adalah karena Rusia menyerang Krimea pada tahun itu.

KTT G20 kala itu juga tidak berhasil menghentikan serangan Rusia, dan Krimea juga tidak kembali ke Ukraina.

Putin menganggap persoalan dengan Ukraina adalah masalah yang dibuat oleh dunia Barat, bukan masalah dari Rusia.

Ketegasan Putin membuat Rusia dikeluarkan dari keanggotan G8 setelah itu, membuat nama forum itu kembali ke G7.

Itulah sebabnya bagi Putin, perkara perang atau damai ada di tangan Dunia Barat, bukan Indonesia.

Dunia Barat berupaya menghentikan usaha Rusia melebarkan wilayah Ukraina dan mendemiliterisasi daerah-daerah di Ukraina yang berbatasan langsung dengan Rusia.

Situasi akan terus seperti ini jika Barat mendukung Ukraina guna menggagalkan permintaan Rusia dan Putin masih bertahta di Kremlin.

Intinya, Jokowi tidak membawa penawaran agar menghentikan perang.

Namun, Jokowi membawa daftar permintaan berupa harapan yang dikabarkan mewakili kepentingan negara-negara berkembang agar peperangan segera dihentikan.

Perseteruan kedua negara memang sudah menimbulkan resesi dunia, membuat harga komoditas global melambung tajam, mengganggu rantai pasokan global, dan berpeluang menjerumuskan dunia ke dalam hantu resesi dan stagflasi.

Harga minyak dunia saat ini bertengger di atas 100-an dollar AS per barel, yang membuat Pertalite dan Solar langka.

Hal ini membuat Indonesia perlu menurunkan puluhan triliun rupiah untuk menyubsidi BBM.