Find Us On Social Media :

Padahal Cuma Negara Berkembang, Tapi Berani Temui Presiden Ukraina dan Rusia dalam Misi Perdamaian Apa yang Bisa Ditawarkan Indonesia?

By May N, Kamis, 30 Juni 2022 | 16:50 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. 

Intisari - Online.com - Presiden Joko Widodo sedang disibukkan dengan agenda padat di Eropa, setelah sebelumnya mengikuti KTT G7 di Elmau, Jerman, kini Jokowi bertemu dengan dua tokoh politik high profile di dunia.

Seperti diketahui, Jokowi bertemu dengan dua pemimpin dari dua negara yang sedang berseteru sejak Februari 2022, yaitu Volodymyr Zelensky Presiden Ukraina, dan Vladimir Putin Presiden Rusia.

Beberapa pihak menanyakan mengapa Indonesia turun langsung dalam misi perdamaian ini, dengan mengingat Indonesia bukanlah negara yang cukup memiliki sumber daya secara geopolitik dan ekonomi.

Namun, Jokowi dianggap telah menjalankan tugas besar Indonesia seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yang menyatakan bahwa Indonesia bertugas ikut terlibat dalam urusan perdamaian dunia.

Langkah Jokowi ini menyusul langkah Turkiye dan Israel yang turun untuk misi perdamaian menghentikan perang Rusia-Ukraina.

Melansir Kompas.com, walaupun sebenarnya kehadiran Jokowi mungkin hanya seremonial, tapi langkah Jokowi patut diacungi jempol, seperti dikatakan oleh Jannus TH Siahaan, Doktor Sosiologi dari Universitas Padjajaran.

Langkah Jokowi hanya bersifat seremonial karena perdamaian Ukraina dan Rusia tetap berada di tangan Rusia dan Dunia Barat, seperti disebutkan berbagai pakar geopolitik dan geostrategi.

Jannus menyebut Indonesia mungkin hanya menawarkan kursi di KTT G20 saja.

Walaupun tawaran itu tidak begitu penting, terutama bagi Vladimir Putin.

Presiden Rusia itu sudah mengalami kondisi canggung di tahun 2014 lalu, tepatnya di KTT G20 Brisbane, Australia.

Saat itu, Putin duduk menghabiskan makanannya sendiri, tanpa ditemani pemimpin negara lain.

Alhasil, Putin pulang lebih cepat dari jadwal yang sudah ditetapkan.