Untuk mengatasi situasi krisis Sri Lanka bangkrut, Wijesekera mengatakan, akan ada pembatasan BBM bagi setiap kendaraan dengan token agar orang-orang tidak mengantre di SPBU, karena belum diketahui kapan kiriman minyak bakal datang.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada Rabu (22/6/2022) memperingatkan parlemen, negara Asia Selatan berpenduduk 22 juta orang itu akan terus menghadapi kesulitan selama beberapa bulan lagi dan mendesak orang untuk menghemat bahan bakar.
"Ekonomi kita menghadapi kehancuran total," kata Wickremesinghe.
"Kita sekarang menghadapi situasi yang jauh lebih serius di luar sekadar kekurangan bahan bakar, gas, listrik, dan makanan."
Krisis Sri Lanka bangkrut terjadi setelah gagal bayar utang luar negeri 51 miliar dollar AS (Rp 757,5 triliun) pada April.
Negara itu kini sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk bailout (bantuan keuangan guna menyelamatkan dari kebangkrutan) yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Krisis Sri Lanka buruk karena kekurangan devisa parah untuk membiayai impor barang paling penting sekalipun, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
(*)