Penulis
Intisari-online.com - Rata-rata Presiden Indonesia, pernah melakukan ibadah haji dan umrah, termasuk Presiden Soeharto.
Namun, yang ada hal menarik dari perjalanan ibadah haji Presiden Soeharto.
Termasuk desas-desus, ada motif politik untuk menunjukkan kedekatannya menarik simpatik kelompok Islam.
Seluruh keluarga Presiden Soeharto berangkat pada 16 Juni 1991, dan mendapat sorotan di Indonesia.
Menariknya, perjalananibadah presiden Soeharto itu, justru tidak dibiayai oleh negara.
Dalam buku "Perjalanan Ibadah Haji Pak Harto" tercantum, beberapa kesaksian seperti haji karena urusan pribadi.
Soeharto menolak dibiayai negara, dan juga dia tak mau Departemen Agama mengurusi kepergian ibadah hajinya.
Malahan, seluruh Paspamres dan rombongannya, dibiayai oleh Soeharto.
Dalam buku tersebut, ada peryataan Menteri Agama, Mensesneg Moerdiono, yang mengatakan perjalanan ibadah haji Pak Harto dan keluarga tidak didampingi satupun menteri.
"Bila ada menteri yang datu kloter dengan presiden, apakah satu kebetulan? Saya tidak bilang begitu," katanya.
Moerdiono menyebut Pak Harto berangkat bersama Ibu Tien, dan seluruh menantu Wismoyo Arismunandar dan nyonya, serta dua dokter pribadi, dua pengawal, dan empat pengawal khusus, serta seorang fotografer pribadi.
Pak Harto tiba di Mekkah pada 17 Juni 1991, di sana ia malah disambut Pangeran Majid bin Abdul Aziz, Gubernur Mekkah.
Dalam prosesi ibadah haji tersebut, ada cerita menarik soal Pak Harto yang sedang dalam ritual melempar jumrah.
Menurut wartawan TVRI, Sutrimo, kehadiran Soeharto justru disambut meriah oleh jemaah haji lain yang bukan dari Indonesia, tetapi dari berbagai negara.
"Sewaktu Pak Harto tiba dan sedang melempar jumrag, banyak kaum muslimin melambaikan tangan dan mengelu-elukan Pak Harto, sambil berteriak Assalamualaikum Rois Indonisi, Assalamualaikum Rois Indonisi," kata Sutrimo.
Kata "Rois Indonisi" disini artinya adalah "Presiden Indonesia".
DariIndonesia pun juga memberikan sambutan, bahkan ada film yang diambil dari kisah perjalanan Haji Pak Harto, berjudul "Ya Allah Aku Datang".
Sejak saat itu, di awal nama Soeharto tersemat kata Haji Muhammad Soeharto.
Tak lantas keberangkatan haji Pak Harto itupun juga mempengaruhi kekuatan politik Golkar.
Pada tahun 1992, Golkar sempat menang besar dalam pemilu, kabarnya ini dipicu olehberita dan gambar Pak Harto Berangkat haji.