Find Us On Social Media :

Kerap Dibanggakan Muslim Seantero Indonesia, Gelar Haji Justru Diberikan Kompeni Sebagai Label Pemberontak, Gerakan 'Versi Kanan dari Komunisme' Ini Pemicunya

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 14 Juni 2022 | 12:05 WIB

Gelar Haji di Indonesia

Intisari-Online.com - Melakukan ibadah haji merupakan hal yang wajib untuk dilakukan bagi setiap umat Muslim yang mampu, setidaknya sekali dalam seumur hidup.

Bagi setiap umat Muslim di Indonesia yang sudah selesai berkunjung ke Padang Arafah, Mekah, mereka akan mendapat gelar haji di depan nama mereka.

Pemberian gelar haji ini cukup berbeda, karena hanya ada di Tanah Air.

Di luar negeri, seperti Arab Saudi dan negara Muslim lainnya tidak mengenal gelar tersebut.

Gelar Haji sendiri mulai digunakan di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda.  

Guru Besar bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta, Syamsul Bakri, membenarkan penyematan gelar Haji hanya ada di Indonesia. 

"Itu khas Indonesia, tidak ada di negara lain. Buktinya di Timur Tengah tidak ada gelar Haji, orang Barat juga tidak bergelar Haji walaupun sudah haji," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/6/2022).

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Raden Mas Said ini juga membenarkan asal gelar Haji dari pemerintah Hindia Belanda.

Dahulu, orang-orang pribumi yang menunaikan ibadah haji diduga terpapar paham Pan-Islamisme, salah satu paham pemberontak kolonialisme selain komunis.

Syamsul menjelaskan, ada dua paham lawan kolonialisme pada saat itu, yakni kelompok kiri yang dikenal dengan komunis, serta Pan-Islamisme.

Penyematan gelar haji Pan-Islamisme mengajarkan bahwa umat Islam di seluruh dunia harus bersatu untuk dapat terbebas dari kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat.

Paham ini, bersumber dan menyebar dari Tanah Suci, tempat Muslim menggelar ibadah haji.