Catatan Kelam Sejarah China Kuno: Terdengar Sepele Namun Metode 'Penyiksaan Air Tiongkok' Bisa Membuat Korbannya Menjadi 'Gila'

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Ilustrasi tahun 1674 dari Swedia yang menggambarkan penyiksaan air Tiongkok (kiri) dan reproduksi alat penyiksa air yang dipajang di Berlin (kanan).
Ilustrasi tahun 1674 dari Swedia yang menggambarkan penyiksaan air Tiongkok (kiri) dan reproduksi alat penyiksa air yang dipajang di Berlin (kanan).

Intisari-Online.com - Sebuah metode penyiksaan yang disebut 'penyiksaan air Tiongkok' sudah digunakan di masa dulu selama berabad-abad.

Dibanding dengan metode penyiksaan lain yang melibatkan rantai atau cambuk, penyiksaan air Tiongkok mungkin tak terdengar menyeramkan.

Meski begitu sejarah membuktikan hal yang sebaliknya.

Alat-alat yang digunakan untuk menyiksa pada abad pertengahan biasanya menggunakanpisau tajam, tali, atau benda tumpul untuk membuat korban mengakui suatu hal.

Namun, penyiksaan air Tiongkok lebih berbahaya.

Menurut Majalah New York Times, metode penyiksaan ini dilakukan denganmenahan seseorang di tempat sambil perlahan-lahan meneteskan air dingin ke wajah, dahi, atau kulit kepala mereka.

Gemericik airnya menggelegar, membuat korban merasa cemas saat mencoba mengantisipasi tetesan air berikutnya.

Dari Perang Vietnam hingga Perang Melawan Teror, metode interogasi juga mengalami peningkatan.

Mereka menggunakanair seperti simulasi penenggelaman atau waterboarding hingga orang lupa akan adanya metode penyiksaan air tiongkok tersebut.

Tapi sementara bukti penyiksaan air Tiongkok cukup langka, ia punya sejarah yang panjang dan menarik.

Sejarah Mengerikan Penyiksaan Air Tiongkok

Sejarah tentang penyiksaan air Tiongkok menurut Odd Feed, pertama kali dijelaskan pada akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 oleh Hippolytus de Marsiliis.

Penduduk asli Bologna, Italia adalah seorang pengacara yang sukses, tetapi ia terkenal sebagai orang pertama yang mendokumentasikan metode yang sekarang dikenal sebagai penyiksaan air Tiongkok.

Legenda mengatakan bahwa de Marsiliis menyusun gagasan itu setelah memperhatikan bagaimana tetesan air yang terus menerus di atas batu akhirnya mengikis bagian-bagian batu itu.

Dia kemudian menerapkan metode ini pada manusia.

Menurut Encyclopedia of Asylum Therapeutics , bentuk penyiksaan air ini bertahan dalam ujian waktu, seperti yang digunakan di rumah sakit jiwa Prancis dan Jerman pada pertengahan 1800-an.

Beberapa dokter pada saat itu percaya bahwa kegilaan memiliki penyebab fisik dan bahwa siksaan air dapat menyembuhkan pasien dari penderitaan mental mereka.

Yakin bahwa penumpukan darah di kepala menyebabkan orang menjadi gila, para pekerja suaka ini menggunakan "mesin tetes" untuk mengurangi 'penyumbatan di dalam kepala.'

Pasien ditahan dan biasanya ditutup matanya sebelum air dingin dialirkan ke dahi mereka secara berkala dari ember di atas.

Perawatan ini juga digunakan untuk menyembuhkan sakit kepala dan insomnia dan tentu saja tidak berhasil.

Tidak jelas kapan istilah "penyiksaan air Tiongkok" mulai digunakan, tetapi pada tahun 1892, istilah itu sudah adasebuah cerita pendek di Overland Monthly berjudul "The Compromiser."

Namun, pada akhirnya, Harry Houdini-lah yang membuat istilah itu terkenal.

Pada tahun 1911, ilusionis terkenal tersebut membangun tangki berisi air di Inggris yang ia sebut "Sel Penyiksaan Air Tiongkok."

Dengan kedua kaki tertahan, dia diturunkan ke dalam air secara terbalik.

Setelah penonton mengamatinya melalui kaca depan tangki, tirai menutupi pelariannya yang ajaib.

Menurut The Public Domain Review, ia melakukan trik itu untuk pertama kalinya di depan penonton pada 21 September 1912 di Berlin.

Baca Juga: Kaisar Wu dari Dinasti Han Barat Dimakamkan di Sini Bersama Selir hingga Jenderalnya, Inilah Mausoleum Maoling, Salah Satu Makam Terbesar Kaisar dalam Sejarah Tiongkok

(*)

Artikel Terkait