Tak Hanya Sekali, Mengapa Sultan Agung Bersikeras untuk Mengusir VOC dari Batavia?

Khaerunisa

Penulis

(Ilustrasi) Sultan Agung dalam film yang disutradarai Hanung Bramantyo (2018)

Intisari-Online.com - Melakukan dua kali serangan, mengapa Sultan Agung bersikeras mengusir VOC dari Batavia?

Serangan pertama Mataram terhadap VOC di Batavia dilakukan pada tahun 1628.

Serangan tersebut dipimpin oleh Tumenggung Baureksa, bupati Kendal.

Strategi serangan pasukan Sultan Agung di Batavia pada saat itu adalah dengan membendung Sungai Ciliwung agar benteng VOC kekurangan air.

Meski strategi ini berhasil membuat pihak VOC terjangkit wabah kolera, tetapi dominasi Belanda belum bisa dipatahkan.

Pasukan mataram mengalami hambatan, di antaranya stamina pasukan terkuras, kekurangan bahan makanan, dan juga kalah persenjataan.

Pada akhirnya, pasukan Mataram memilih mundur dan kembali ke kerajaannya.

Tetapi, Sultan Agung bersama pasukan Mataram belum menyerah dan kemudian kembali menyerang VOC di Batavia setahun kemudian.

Baca Juga: Raja Mataram yang Menyerang VOC di Batavia Adalah Raja yang Bawa Kerajaan Nusantara Ini ke Puncak Kejayaan, Siapa Dia?

Baca Juga: Bikin Sejarawan Luar Kebingungan saat Pertama Kali Melihatnya, Benarkah Bantal Guling 'Lahir' Gegara Orang Belanda Tak Sanggup Miliki Gundik?

Serangan kedua Mataram terhadap VOC di Batavia dilakukan pada tahun 1629.

Sultan Agung kembali mengirim pasukan untuk menyerang VOC dengan strategi baru setelah belajar dari kekalahan sebelumnya.

Strategi yang diterapkan di antaranya memperkuat armada militer, meningkatkan jumlah persenjataan, dan membangun lumbung makanan di Tegal dan Cirebon.

Serangan kedua ini dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya.

Dipati Puger dan Dipati Purbaya berhasil membawa 80.000 pasukan Mataram sampai di Batavia. Namun, serangan ini kembali menemui kegagalan.

Meski sudah mengantisipasi hambatan serangan sebelumnya, rupanya Belanda masih saja menemukan cara untuk memukul mundur pasukan Mataram.

Belanda membakar lumbung padi milik pasukan Mataram.

Dengan dibakarnya lumbung padi oleh Belanda, pasukan Mataram kekurangan bahan makanan dan kelelahan, sehingga memilih untuk mundur.

Baca Juga: 'Dibenturkan' dengan Agama Kala Sudah Nyaman 'Kumpul Kebo' dengan Kafir Belanda, Nyai Dasima Malah Berakhir Tragis, Kisahnya Lahir untuk Propaganda Anti-Pribumi?

Baca Juga: Kisah Ester Sang Ratu Yahudi Penghubung Dunia Israel dan Persia yang Juga Istri Raja Persia Termahsyur 'Xerxes I'

Tak hanya sekali melakukan serangan, mengapa Sultan Agung bersikeras untuk mengusir VOC dari Batavia?

Hal itu karena Sultan Agung menganggap kedudukan VOC di Batavia sebagai ancaman karena kerap menghalangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka.

Keberadaan VOC juga dianggap sebagai penghalang bagi Mataram untuk menguasai Banten.

Di bawah pemerintahan Sultan Agung, saat itu Mataram hampir menguasai seluruh tanah Jawa, dan salah satu wilayah di Jawa yang belum dikuasai adalah Banten serta Batavia (Jakarta), yang menjadi markas VOC.

Itulah salah satu alasan Sultan Agung menyerang Batavia pada tahun 1628 dan 1629.

Meski gagal mengusir VOC dari Batavia dengan dua kali serangan tersebut, tetapi Sultan Mataram ini menjadi penguasa lokal pertama yang berani melawan kehadiran VOC Belanda.

Ia membuktikan tekad dan semangat untuk mengusir VOC dari Nusantara, yang saat itu dianggap merugikan.

Bahkan sampai akhir hayatnya, Sultan Agung tetap tidak mau berdamai dengan VOC meskipun diberikan tawaran yang cukup menjanjikan.

Baca Juga: Cara Mengatasi Saluran Air Tersumbat dengan Cuka dan Baking Soda, Jangan Biarkan Dapur Anda Bau

Baca Juga: Bak ‘Dikirim dari Surga’ untuk Kendalikan Banjir dan Kerja Tanpa Lelah untuk Rakyatnya, Inilah Kisah Kaisar Yu, Seekor Naga Kuning Lakukan Hal Ini untuk Membantunya Ketika Bersihkan Jalur Sungai

(*)

Artikel Terkait