Lady Liang sendiri sempat menikmati kehidupan yang bahagia sampai ayah dan kakeknya, yang keduanya menjabat sebagai jenderal di pasukan Song, gagal mengalahkan Pemberontakan Fang La.
Segera setelah kegagalan itu, status keluarga Lady Liang anjlok, dan dia dipaksa menjadi pelacur tentara.
Liang sangat menghormati sang jenderal, dan pasangan yang berpikiran sama segera jatuh cinta dan menikah.
Pernikahannya dengan sang jenderal membuat Lady Liang 'selamat' dari dunia gelap dan kembali mendapatkan kehormatannya. Selain itu, ia juga mengenali semangat militer jauh di dalam jiwanya.
Pada tahun 1129, dua pejabat tinggi pemerintah melakukan kudeta. Pemberontak menahan Liang dan putranya sebagai sandera untuk menahan pasukan Jenderal Han. Liang dikirim untuk membujuk suaminya untuk bergabung dengan pemberontakan.
Awalnya, dia berpura-pura mematuhi, tetapi dalam kenyataannya, dia mendesak sang jenderal untuk melawan para pemberontak, mengabaikan keselamatan putra mereka.
Untungnya, Jenderal Han mengalahkan kudeta. Keberanian dan kesetiaan Lady Liang pun sangat menyentuh kaisar Song.
Lady Liang pun menjadi wanita pertama dalam sejarah yang menerima tunjangan dari istana kekaisaran.
Tapi yang paling terkenal dari kepahlawanan pasangan kekasih tersebut adalah ketika mereka mengalahkan tentara Jurchen di tahun yang sama. Ini juga membuat Lady Liang semakin dikenal.
Ketika itu, gejolak domestik di dinasti Song memberi kesempatan bagi Jurchen untuk menyerang Selatan.