Kini Pekerja Kantoran Korea Utara Disuruh Bantu Petani di Sawah dan Terancam Kelaparan, Sejarah Mencatat Dulu 'Rakyatnya' Suka Gali Mayat Demi Mengisi Perut Lapar

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Pekerja Kantoran Korea Utara Disuruh Bantu Petani di Sawah dan Terancam Kelaparan
(Ilustrasi) Pekerja Kantoran Korea Utara Disuruh Bantu Petani di Sawah dan Terancam Kelaparan

Intisari-Online.com -Korea Utara saat ini sedang dilanda kekeringan, berjuang mencegah kerusakan tanaman yang parah, dan apabila tidak segera diatasi akan menderita kekurangan pangan kronis.

Surat kabar Rodong Sinmun milik Pemerintah Korea Utara melaporkan, pejabat pemerintah serta pekerja perusahaan dan pabrik secara aktif bergabung dalam pertempuran di daerah rawan kekeringan.

"Begitu mereka tiba di lokasi, mereka langsung mulai menyiram, bekerja bahu-membahu dengan para petani saat mereka berperang sengit dengan alam," tambah laporan itu dikutip dari AFP.

Pekerja kantoran di Korea Utara dikerahkan ke daerah pertanian untuk membantu petani memerangi kekeringan, kata media pemerintah pada Rabu (4/5/2022).

Musim kemarau diperkirakan akan berlanjut sepanjang minggu, kata kantor berita resmi KCNA mengutip badan cuaca negara itu.

Ada kemungkinan hujan ringan pada Jumat (6/5/2022), "tetapi itu tidak akan membantu mengatasi kekeringan," tambahnya.

Melansir Kompas.com, dalam sejarah Korea Utara sendiri mencatat pernah terjadiseorang ayah yang kelaparan diberitakan telah dieksekusi karena membunuh kedua anaknya untuk dimakan.

Karena kebijakan tertutup yang dianut negara komunis ini, kelaparan tersembunyi terjadi di provinsi pertanian di Hwanghae Utara dan Selatan yang menewaskan hingga 10.000 orang.

Hal itu memicu kekhawatiran bangkitnya kembali kejadian manusia memakan sesamanya di negara komunis tersebut.

Namun, kisah suram tersebut hanyalah salah satu kisah yang mencuat di saat para penduduk bertarung melawan kelaparan karena mengalami kekeringan dan kekurangan menyerang pertanian yang diperparah dengan para pejabat partai yang menyita makanan.

Menurut situsDailymail, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menghabiskan banyak uang untuk peluncuran dua roket, meski ada berbagai laporan soal kekurangan makanan di negara itu dan keprihatinan atas meninggalnya 10.000 orang karena kelaparan.

Beberapa reporter dariAsia Pressyang melakukan penyamaran mengatakan kepadaSunday Timesbahwa seorang pria bahkan berani menggali kuburan cucunya sendiri dan memakan mayat cucunya tersebut.

Bahkan ada seorang pria yang merebus anaknya sendiri untuk dimakan.

Peristiwa lain juga disebutkan adanya seorang ayah yang membunuh anak perempuan tertuanya saat istrinya sedang pergi dan kemudian membunuh anak laki-lakinya juga karena anaknya itu menyaksikan aksi brutalnya itu.

Saat istrinya kembali, sang suami mengatakan bahwa mereka memiliki 'daging', namun istrinya menjadi curiga dan menghubungi pejabat berwenang yang akhirnya menemukan bagian tubuh lain anak-anaknya itu.

Kini, pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un telah menyerukan langkah-langkah untuk memperbaiki krisis pangan yang disebabkan oleh pandemi, topan, dan sanksi internasional atas program senjata negara itu.

Baca Juga: Gemar Beri Sanksi ke Negara Manapun, AS Diolok-olok Korea Utara, Kim Jong-Un Sampai Berani Ejek Joe Biden 'Pikun' dan Pertanyakan Kepintaran Presiden AS Itu: 'Pecundang Terakhir'

(*)

Artikel Terkait