Penulis
Intisari-Online.com - Bukan cuma kaisar China dan permaisuri atau selirnya saja yang punya kisah cinta legendaris.
Rupanya, ada salah satu kisah cinta legendaris dalam sejarah China yang melibatkan jenderal andalan Dinasti Song dan seorang bangsawan pelacur.
Pasangan tersebut adalah Jenderal Han Shinzhong dan Liang Hongyu.
Kisah cinta mereka merupakan salah satu yang paling legendaris, dan juga dramatis mengingat bagaimana kisah pertemuan hingga kematian mereka.
Melansir inf.news, ketika Kaisar Song Huizong memerintah, pejabat korup merajalela dan tenggara juga korup.
Fang La memanfaatkan pemberontakan untuk menyapu tenggara. Pada saat itu, Han Shizhong, yang hanya seorang jenderal muda, pergi ke selatan bersama Tong Guan.
Mereka hanya dapat memadamkan 4 Pemberontakan dalam waktu sebulan. Han Shinzhong pun tidak merasa senang.
Pada pesta perayaan atas kemenangan Han Shinzhong yang baginya tidak memuaskan itulah, dua tokoh dalam kisah cinta legendaris ini bertemu.
Liang Hongyu, seorang yang lahir dari keluarga bangsawan tetapi berakhir menjadi pelacur tentara, menghibur di perjamuan militer tersebut dan melihat sang jenderal muda tidak senang.
Lady Liang mendekati Han Shinzhong, dan Jenderal Han mengatakan kepadanya bahwa kemenangan kecil seperti itu tidak dapat menenangkan pikirannya karena para pemberontak mungkin akan kembali kapan saja.
Lady Liang sendiri sempat menikmati kehidupan yang bahagia sampai ayah dan kakeknya, yang keduanya menjabat sebagai jenderal di pasukan Song, gagal mengalahkan Pemberontakan Fang La.
Segera setelah kegagalan itu, status keluarga Lady Liang anjlok, dan dia dipaksa menjadi pelacur tentara.
Liang sangat menghormati sang jenderal, dan pasangan yang berpikiran sama segera jatuh cinta dan menikah.
Pernikahannya dengan sang jenderal membuat Lady Liang 'selamat' dari dunia gelap dan kembali mendapatkan kehormatannya. Selain itu, ia juga mengenali semangat militer jauh di dalam jiwanya.
Pada tahun 1129, dua pejabat tinggi pemerintah melakukan kudeta. Pemberontak menahan Liang dan putranya sebagai sandera untuk menahan pasukan Jenderal Han. Liang dikirim untuk membujuk suaminya untuk bergabung dengan pemberontakan.
Awalnya, dia berpura-pura mematuhi, tetapi dalam kenyataannya, dia mendesak sang jenderal untuk melawan para pemberontak, mengabaikan keselamatan putra mereka.
Untungnya, Jenderal Han mengalahkan kudeta. Keberanian dan kesetiaan Lady Liang pun sangat menyentuh kaisar Song.
Lady Liang pun menjadi wanita pertama dalam sejarah yang menerima tunjangan dari istana kekaisaran.
Tapi yang paling terkenal dari kepahlawanan pasangan kekasih tersebut adalah ketika mereka mengalahkan tentara Jurchen di tahun yang sama. Ini juga membuat Lady Liang semakin dikenal.
Ketika itu, gejolak domestik di dinasti Song memberi kesempatan bagi Jurchen untuk menyerang Selatan.
Meskipun jumlah tentara Jurchen melebihi jumlah tentara Song, Liang dan Han memenangkan pertempuran.
Han bertempur dengan pasukannya di sungai sementara Liang memberi isyarat kepada tentara dengan genderang dan bendera.
Sejak itu, Han Shinzhong bersama Lady Liang terus berjuang bersama-sama dan memenangkan banyak pertempuran.
Mereka mencatatkan sejarah kisah cinta berbalut heroisme. Han Shinzhong dan Lady Liang pun menjadi pahlawan legendaris yang terkenal.
Kematian
Pada 1135, Liang memimpin penyerbuan jalur suplai Jurchen dengan pasukan kavaleri elit kecil. Namun, ini adalah jebakan yang dibuat oleh para jenderal Jurchen untuk membalasnya.
Dalam pertempuran yang tak seimbang dalam hal jumlah itulah konon Lady Liang meninggal dunia. Dia akhirnya kehilangan semua kekuatannya dan jatuh dari kudanya dan dibunuh oleh tentara Jurchen.
Bahkan, kaisar Jurchen memerintahkan untuk menampilkan kepalanya ke publik dengan menggantungnya di gerbang depan ibukota Jurchen sebagai piala kemenangan.
Setelah mendengar berita sedih tentang kematian pahlawan wanita terhebat di negara itu, pemerintah Song menghadiahinya dengan gelar kehormatan "Wanita Pahlawan dan Pemberani":.
Dia diberi pemakaman kenegaraan dengan kehormatan tertinggi. Keluarganya mendapat hadiah perak dan kain mahal dari kaisar sendiri.
Sebuah kuil didirikan untuk memperingatinya. Kuil ini masih ada sampai sekarang di Chuzhou untuk menghormati keberaniannya.
Sementara Han Shinzhong meninggal pada tahun 1151 setelah sebelumnya mengabaikan perintah kekaisaran untuk menangkap keluarga Jenderal Yue, sahabatnya yang dieksekusi.
Tubuh tanpa kepala Liang digali dan dipindahkan ke Bukit Lingyan di Suzhou untuk dimakamkan bersama suaminya itu.
(*)