Find Us On Social Media :

4 Kali Nikah-Cerai dalam Waktu 16 Tahun, Christina Onassis Jadi Bukti Bahwa Uang Tak Bisa Beli Kebahagiaan

By Agus Surono, Selasa, 30 Mei 2017 | 14:00 WIB

Christina Onassis, Kaya Tapi Miskin

Tina yang lahir dan dibesarkan di Inggris, merasa perlu mendidik anaknya secara orang Inggris kaya, yaitu dengan diserahkan kepada pembantu. Bukan sembarangan pembantu tentu saja.

Orang yang melihat anak-anak Onassis merasa kagum, sebab boneka milik Christina umpamanya memakai pakaian rancangan terakhir Dior. Christina dan kakaknya, memiliki kuda tunggang yang bagus sekali, hadiah dari raja Arab Saudi. Kelihatannya mereka memiliki segala-galanya yang biasa diimpikan oleh anak-anak. Namun, mereka merasa tidak bahagia.

Seperti manusia planet lain

Saat berumur tiga tahun Christina pernah mogok bicara. La dibawa ke dokter-dokter ahli yang paling top di Zurich, Swis. "Hal itu biasa terjadi pada anak-anak yang terlalu dilindungi," kata dokter. "Nanti juga sembuh sendiri." Namun, Tina juga diberi tahu bahwa anak yang mogok bicara seperti Christina biasanya anak yang marah sekali dan berusaha sekuat tenaga untuk menarik perhatian orang tuanya.

Sebenarnya Christina memang marah sekali. Betul fisiknya terawat bersih dan rapi, tetapi para pelayan yang merawatnya tidak memberinya kasih sayang.

Pada saat itu ia menghadapi masalah yang membutuhkan kehadiran serta perhatian orangtuanya, mereka selalu tidak ada. Karena ia tertutup dan sering marah-marah tak keruan, para pembantu tambah tidak suka kepadanya. Kakaknya pun jadi tidak suka bermain dengannya.

Kalau sedang berada di salah sebuah rumah ayahnya di Athena, Christina diurus oleh adik ayahnya, Artemis, yang bersuamikan Prof. Theodore Garofalidis. Bibi Artemis tidak mempunyai anak. Ia wanita kuno, tetapi hanya Artemislah yang berusaha menciptakan kehidupan rumah tangga yang normal bagi anak-anaknya.

Alexander diserahkan oleh Onassis kepada seorang kepercayaannya, Costa Koutsouvelois yang harus menjadi pengiring Alexander, penjaga, dan guru. Alexander tidak mempunyai banyak teman, tetapi itu pun sudah lebih banyak daripada teman Christina. Sejak umur 9 tahun Alexander ngebut dengan speedboat. Entah sudah berapa speedboat ia hancurkan. Tidak pernah terpikir oleh Onassis bahwa tindakan gila-gilaan itu dilakukan Alexander hanya untuk menarik perhatiannya.

Sejak kecil Onassis sudah menanamkan pada sanubari kedua anaknya bahwa dunia ini curang dan serakah, namun mereka unik, mereka dihargai orang karena mempunyai banyak uang. Uang itu berkuasa.

Kedua anaknya lantas mengacaukan pengertian kekuatan harta dengan kemampuan diri. Mereka tidak bisa membedakan dorongan hati dan akal sehat. Mereka juga tidak mendapat kesempatan untuk mengetahui kehidupan seperti yang dituntut oleh manusia lain, sehingga mereka seperti hidup di planet lain.

"Yang kita anggap semua orang tahu, ia tidak tahu. Yang tidak dialami oleh orang lain, mereka mengalaminya," kata seorang teman Christina.

Bapak nyeleweng, ibu juga