Intisari-Online.com -Media sosial laiknya hutan rimba. Siapa yang bisa “menguasainya” ia akan jadi raja, termasuk dalam urusan bisnis.
Dan karena keberhasilannya memanfaatkan media sosial, bocah kelas 4 SD ini berhasil jadi pengusaha sukses dengan penghasilan Rp8 juta per bulan—ketika sedang sepi pun, ia masih bisa menghasilkan Rp4 juta.
(Baca juga:Malangnya Didin, Gara Gara Menangkap Cacing Terancam Penjara 10 Tahun)
Muthia Rizky Ardana adalah siswi kelas 4 SD IT Muhamadiyah Bandar Lampung.
Awalnya hanya coba-coba, tapi kini Muthia mengaku senang bisa terjun di bisnis kue.
Ia mengisahkan, awalnya selalu membawa bekal kue buatan sendiri ke sekolah. Banyak temannya yang mencicipi lalu ketagihan.
“Biasa bawa kue ke sekolah, eh, teman-teman pada suka dan minta lagi. Lumayan sekalian promosi di sekolah,” ungkapnya, Rabu (17/5), dilaporkan Tribunnews.com.
Akhirnya, teman sekolah Muthia mulai memesan kue buatannya. Meski masih bocah, naluri bisnis Muthia cukup tajam.
Ia tak cuma melayani pemesanan teman sekolahnya. Dengan memanfaatkan media sosial Instagram untuk memasarkan kue buatannya, dan hasilnya pun pun memuaskan.
(Baca juga:Misteri Muntahan Paus Senilai Rp33,7 Miliar)
Kue buatan Muthia laris manis sejak dipromosikan lewat Instagram.
Muthia sendiri mengaku hobi membuat kue sejak kelas 3 SD. Hobi itu turun dari sang ibu, Sussiana (37).
Tak sekadar meniru, ia juga kerap berkreasi mengolah dan memberi sentuhan akhir (finishing) pada kue buatannya.
Dan kini, warga Jl. Purnawirawan, Gunung Terang, itu pun sudah melabeli hasil karyanya, yakni Uci Cake.
Uci Cake kini meraup untung sekitar Rp4 hingga Rp8 juta rupiah.
Kue buatan Muthia dan Sussiana adalah kue kering, banana pastry, bolen, cup cake, kue box, tart dan lainnya.
Lain Muthia, lain pula Fatiha Aliya Rifqa Nayandra, bocah kelas IV SD Ar Raudah, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung.
Putri pertama pasangan Indra Ariadi dan Yuli Fitriani yang memanfaatkan YouTube untuk belajar membuat slime.
Slime buatan Fatiha awalnya dijual kepada teman-temannya di sekolah. Selain itu, Fatiha memanfaatkan medsos untuk pemasaran lebih luas.
Fatiha mengaku semula coba-coba membuat slime sendiri. Setelah melihat video cara membuat slime di YouTube, ia dipandu sang ibu untuk membuat mainan tersebut.
“Awalnya cuma untuk main sendiri, terus ada teman sekolah yang mau beli makanya saya buat lagi,” kata Fatiha.
Meski keuntungan yang diperolehnya tidak terlalu besar, berkisar Rp200 ribu per bulan, tapi kreativitas Fatiha membuat orangtuanya bangga.
“Saya bangga dan senang dia (Fatiha) bisa memanfaatkan medsos untuk kegiatan positif. Membuat slime belajar dari YouTube. Ia beli bahan-bahannya sendiri, dia pakai dan jual ke teman-temannya,” kata Yuli ditemui Tribun, Minggu (14/5).
(Baca juga:Penganut Teori Bumi Datar Lakukan Eksperimen Ini Untuk Buktikan Keyakinannya, Hasilnya?)
Menurut Yuli, putrinya belajar membuat slime ketika permainan itu mulai digandrungi anak- anak. Fatiha iseng melihay YouTube tentang cara buat slime.
Ternyata bahan-bahanya mudah didapat. Setelah beberapa kali mencoba, Fatiha pun berhasil membuat slime sendiri.
Yuli menjelaskan, slime buatan putrinya bukan untuk mencari keuntungan.
Ia mengaku hanya mengajarkan kepada Fatiha bagaimana memanfaatkan peluang bisnis, sekaligus memberi pengertian bahwa proses mencari uang tidak mudah.
“Kalau untuk usaha serius saya masih larang, karena masih sekolah,” ujarnya.
(Pertama tayang di Tribunnews.com dengan judulSiswi SD Ini Sudah Jadi Pengusaha, Berpenghasilan Bulanannya Fantastis)