Find Us On Social Media :

Produk-produk Ekspor Ini Dijamin akan Membuat Negara-negara Lain Semakin Bertekuk Lutut di Depan Kim Jong-un

By Intisari Online, Jumat, 4 Mei 2018 | 17:15 WIB

Lebih dari 50 ribu pekerja Korea Utara bekerja keras di luar negeri untuk rezim, mengirim ratusan miliar keuntungan setiap tahun.

Para pekerja bekerja dalam kondisi yang mengerikan selama berjam-jam dan hanya mendapatkan 10 persen dari gaji mereka.

Sisanya diberikan pada rezim.

Baca juga: Makan Tikus Hidup untuk Bertahan, Berikut Lima Kengerian Rezim Khmer Merah Kamboja

  1. Tekstil

Perbatasan Korea Utara-China adalah sarang aktivitas ekonomi.

Diperkirakan hingga seperempat penduduk Dandong melakukan bisnis yang melibatkan Korea Utara.

Satu contoh kegiatan ekonomi tersebut adalah pabrik-pabrik tekstil yang dijalankan dan dikelola oleh Korea Utara.

Untuk menambah prestis, barang-barang ini kemudian dilabeli “Made in China”.

Ekspor tekstil dari Korea Utara bukanlah hal baru. Perusahaan Belanda mengimpor kemeja pertama dari negara itu tahun 1970-an.

Meskipun ekspor tekstil turun pada 1990-an, tapi kondisi kini membaik kembali. Perusahaan-perusahaan di Belanda dan Jerman kabarnya memiliki pengalaman baik dalam berurusan dengan Korea Utara.

Satu daya tarik untuk manufaktur di Korea Utara adalah biaya tenaga kerja yang murah dan terampil.

Upah minimum ditetapkan pada 80 dolar AS setara Rp1 juta per bulan, membuat produksi garmen,dan ini 30 persen lebih murah daripada di China.

  1. Pabrik senjata

Korea Utara adalah satu negara paling termiliterisasi di dunia.

Industri senjata domestik Korea Utara yang luas adalah cara lain untuk mendapatkan mata uang asing bagi negara yang kekurangan uang. Senjata-senjata itu kemudian diekspor keluar, beserta peluncur roket dan rudal.

Tak berhenti pada senjata, Korea Utara juga menawarkan pembangunan pabrik senjata untuk klien dengan uang tunai cepat dan keuntungan jangka panjang.

Baca juga: Cleopatra, Politisi Cerdik yang Mudah Bikin Lawan Bertekuk Lutut Berkat Kemolekan Tubuhnya

Selama lebih dari 30 tahun , Korea Utara telah terlibat dalam pembuatan dua pabrik senjata Etiopia, memasok peralatan industri, dan menyediakan keahlian untuk menjaga pabrik tetap beroperasi.

Dan mengingat bahwa pabrik itu dirancang oleh Korea Utara, hanya Korea Utara yang dapat menyediakan suku cadang untuk permesinan industrinya, yang memaksa Ethiopia untuk terus mengandalkannya.

Korea Utara juga membangun fasilitas di negara-negara Afrika lainnya, seperti Nigeria dan Madagaskar—tentu saja lengkap dengan suku cadangnya.