Find Us On Social Media :

Bak RA Kartini Perjuangkan Emansipasi, Inilah Ratu Dina, Istri Pertama Raja Hussein dari Yordania, Menyerah Karena Harus ‘Berhadapan’ dengan Tangan Besi Sang Ibu Mertua, Kisahnya Jadi Film Hollywood

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 13 April 2022 | 08:20 WIB

Putri Dina binti ‘Abdu’l-Hamid , istri pertama dari Raja Hussein Yordania.

Intisari-Online.com – Kecocokan dan kebahagiaan jangka panjang menjadi suatu tantangan dalam sebuah perkawinan.

Tetapi ketika mencampuradukkan batasan kehidupan kerajaan, ibu mertua yang memiliki kemauan keras, dan situasi politik yang rumit, maka tantangan ini terkadang menjadi jalan menuju kegagalan dalam sebuah pernikahan.

Banyak yang mengatakan tentang pasangan kerajaan yang tidak bertahan lama tetapi meninggalkan jejak dan pelajaran untuk pernikahan lain di Istana Kerajaan Yordania.

Dina binti ‘Abdu’l-Hamid adalah yang pertama dari empat istri Raja Hussein dari Yordania.

Pernikahan mereka hanya berlangsung dua tahun dan memiliki seorang putri, Putri Alia, tetapi kisah mereka menjadi bahan film Hollywood.

Dina yang cantik lahir di Kairo, pada tahun 1929, dan melalui keluarga ayahnya, dia adalah anggota Wangsa Hashemite, dan sepupu ketiga dari calon ayah mertuanya, Raja Talal dari Yordania.

Seperti banyak anak dari keluarga bangsawan Arab, dia dikirim ke sekolah asrama di Inggris, dan kemudian memperoleh gelar dalam sastra Inggris dari Universitas Cambridge yang bergengsi serta diploma pasca sarjana dalam ilmu sosial dari Bedford College, London.

Pintar, berpendidikan tinggi dan sangat cantik, Dina kembali ke Kairo dan mulai mengajar sastra dan filsafat di Universitas Kairo, namun kariernya ini tidak bertahan lama.

Pada tahun 1952, saat dalam perjalanan ke London, dia bertemu Raja Hussein dari Yordania yang sedang belajar di Inggris saat itu.

Enam tahun lebih muda darinya, Raja muda itu membuatnya terkesan, dan mereka tetap berhubungan selama tahun-tahun berikutnya menikmati beberapa pertemuan rahasia di Kairo dan London.

Pada tahun 1954, ibu Raja, Ratu Zein, yang memiliki pengaruh besar atas putranya, mengumumkan pertunangan putranya dengan Dina yang dipandang sebagai pilihan pengantin yang baik.

Seorang Putri Hashemite dibesarkan dengan pendidikan terbaik yang ditawarkan Barat dan juga orang dewasa yang akan mampu menavigasi situasi rumit di Yordania.