Find Us On Social Media :

Awalnya Mau Main dan Tak Mau Ikut Campur Perang Rusia dan Ukraina, China Mendadak Berselisih dan 'Menyerang' NATO, Hal Ini yang Jadi Pemicunya

By Mentari DP, Sabtu, 9 April 2022 | 19:30 WIB

Sikap China terhadap perang Rusia dan Ukraina.

Intisari-Online.com - China adalah sekutu terkuat Rusia.

Tidak heran ketika perang Rusia dan Ukraina pecah, banyak negara yang mempertanyakan bagaimana sikap China.

Apakah China akan membantu Rusia dalam perang Rusia dan Ukraina?

Mengingat China sendiri sedang berusaha menyatukan Taiwan menjadi bagian dari 'Satu China'.

Tapi hampir satu bulan lamanya perang berlangsung, rupanya tidak ada pergerakan militer China.

Dalam sebuah pernyataan kepada Newsweek, China akhirnya buka puasa terkait sikap mereka.

"Sejak pecahnya krisis Ukraina, China selalu mempertahankan posisi yang objektif dan adil."

"Kami tetap berkomitmen untuk mempromosikan pembicaraan damai dan melakukan upaya positif menuju de-eskalasi situasi."

Akan tetapi baru-baru ini, China melancarkan serangan terhadap NATO.

Ini semua terjadi Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan bahwa China merusak keamanan global dengan menolak untuk mengutuk Rusia atas tindakannya di Ukraina.

Dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (9/4/2022), setelah pertemuan dua hari para Menteri Luar Negeri NATO di Brussel, Stoltenberg mengatakan bahwa kegagalan China untuk melawan agresi Rusia merupakan "tantangan serius bagi kita semua."

Tentu saja pernyataan Sekretaris Jenderal NATO itu dikritik China yang memang mencoba netral dan tidak berbuat apa-apa.

Menurut perwakilan China, justru NATO-lah yang membuat Presiden Rusia Vladimir Putin menyerang Ukraina.

China menyatakan bahwa bukan Beijing yang mengacaukan keamanan internasional.

Melainkan aliansi Atlantik Utara itu sendiri.

Bahkan China memberi bukti bahwa NATO telah mengirim senjata ke Ukraina untuk membuat perang semakin besar.

"Ini kontras dengan upaya mengipasi api dan menambahkan bahan bakar ke api seperti yang dilakukan beberapa organisasi," sindir China.

Sebelumnya, China telah bergabung dengan Rusia dalam menentang ekspansi NATO lebih lanjut.

Kedua negara bergerak lebih dekat bersama dalam menghadapi tekanan Barat.

Putin mengklaim kekuatan Barat menggunakan aliansi pertahanan NATO untuk melemahkan Rusia.

Bahkan kedua negara menuduh NATO mendukung ideologi Perang Dingin.

Baca Juga: Saat Semua Mata Tertuju pada Perang Rusia-Ukraina, Mendadak Israel Hadapi Ancaman Nyata dari Kelompok Teroris di Dalam Negeri, Terjadi Penembakan di Mana-mana