Find Us On Social Media :

Sama Halnya Ukraina, Gelontoran Senjata Dari Amerika Ternyata Tak Menjamin Kemenangan, Malahan AS Pernah Dipermalukan Negara Timur Tengah Ini Meski Telah Diberi Ribuan Rudal Anti-Pesawat

By Afif Khoirul M, Senin, 4 April 2022 | 06:55 WIB

Rudal Stinger Amerika yang dikirim ke Timur Tengah.

Namun, dilengkapi dengan Stinger tidak membantu pasukan Mujahidin mengubah situasi di medan perang.

Faktanya, pasukan Soviet masih sering mengalahkan Mujahidin dalam pertempuran kecil.

Pada tahun 1989, gejolak internal dan krisis ekonomi memaksa Uni Soviet untuk menarik pasukannya dari Afghanistan.

Setelah Uni Soviet mundur, AS juga berusaha secara bertahap mengurangi kehadiran militernya di Afghanistan.

Karena kekhawatiran bahwa rudal Stinger yang membantu Mujahidin dapat digunakan untuk kegiatan teroris.

Sejak tahun 1990, Badan Intelijen Pusat AS (CIA) telah ditugaskan untuk memulihkan senjata ini.

Baca Juga: Musuhi Rusia Setelah Invasi Ukraina, Amerika Terancam Kehilangan Pasokan Penting Ini untuk Bikin Pesawat Tempurnya

Baca Juga: Dikepung Dua Musuh Kuat, Ternyata Inilah Negara Ancaman yang Disebut Berbahaya Oleh Amerika yaitu Rusia dan China, Tetapi Mana yang Paling Berbahaya ?

Menurut The Diplomat, agen CIA yang menerima pesanan dapat membeli kembali Stinger seharga 100.000 dollar AS per landasan peluncuran atau memulihkan rudal "dengan biaya berapa pun."

Dalam "Ghost Wars", Steve Coll, seorang penulis veteran New York Times menulis bahwa ketika Taliban memasuki Kabul pada tahun 1996, kelompok tersebut memperoleh 600 dari lebih dari 2.300 rudal Stinger AS yang telah diberikan kepada Mujahidin.

Tetapi Iran, sebagai saingan Amerika di Timur Tengah, juga berusaha untuk membeli sebanyak mungkin rudal Stinger dari Mujahidin.

Menurut Military Times, meskipun menghabiskan jutaan dolar, AS hanya menemukan beberapa rudal Stinger di Afghanistan.