Find Us On Social Media :

Bikin Posisinya Tertukar dari Pemangsa Jadi Dimangsa, Mengapa Drone Pembunuh Rusia Gagal di Ukraina? Rupanya Inilah Penyebab Senjata Mematikan Rusia 'Tak Berfungsi'

By May N, Kamis, 31 Maret 2022 | 19:11 WIB

Drone Bayraktar TB2 dari Turki yang dimiliki Ukraina disebut bisa mengalahkan Rusia

Namun tidak ada bukti mereka telah dipakai di Ukraina untuk tujuan itu.

Ini bukan pertama kalinya tipe drone dengan kemampuan mematikan terlibat dalam papan perang dunia.

Rusia meluncurkan drone "interseptor" untuk melindungi diri melawan jet tempur mengerikan ketika mereka menganeksasi Krimea di tahun 2014, dan di tahun 2020, Azerbaijan menggunakan drone melawan Armenia selama konflik Nagorno-Karabakh.

Dan AS telah berkomitmen menyediakan Ukraina untuk akses kepada "drone bunuh diri" yang portabel seperti dikabarkan Switchblade.

Apakah drone jadi masa depan medan perang?

Dunia telah beradaptasi dengan konsep drone pembunuh selama lebih dari 20 tahun.

Baca Juga: Bikin Seisi Eropa Menahan Napas, Vladimir Putin dan Pejabat Rusia Lainnya Terungkap Sudah Bersumbunyi di Bunker Nuklir, Benarkah Rusia Akan Gunakan Senjata Nuklirnya?

Baca Juga: Sudah Jelas-jelas Dibenci Setengah Mati oleh Zelensky, Kini Israel Malah Terancam Dicap Musuh oleh Putin, 'Mulut' Perwira Militernya Sendiri Ini yang Jadi Pemicu

Meskipun ada kekhawatiran hukum internasional dan lokal, pasukan pertahanan di seluruh dunia berinvestasi jor-joran untuk teknologi senjata otonom karena bernilai jauh lebih murah dibanding senjata serupa seperti tank atau jet tempur, dan tidak menempatkan pilot atau pengendara pada risiko tinggi.

Dengan drone militer menjadi jauh lebih canggih secara teknologi daripada sebelumnya, drone bersenjata AI menciptakan konsep kekuatan baru.

Mundur ke tahun 2017, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perkembangan AI meningkatkan "kesempatan kolosal dan ancaman yang sulit diprediksi," peringatan bahwa "satu yang menjadi pemimpin di teknologi ini akan menjadi penguasa dunia."

Pemimpin Rusia memprediksi perang masa depan akan dilakukan dengan drone, dan "ketika drone salah satu pihak dihancurkan oleh drone lainnya, tidak akan ada pilihan lain selain menyerah."