Find Us On Social Media :

Berusia 1.000 Tahun, Makam Ahli Bedah Sican yang Kenakan Topeng Emas, Ditemukan di Peru dengan Beberapa Instrumen Bedah Tengkorak Terbuat dari Emas dan Perak di Dalamnya, Siapa Dia?

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 31 Maret 2022 | 09:35 WIB

Kuburan berusia 1.000 tahun ahli bedah Sican yang ditemukan para arkeolog.

Intisari-Online.com – Anda mungkin bertanya-tanya siapa atau apa itu Sican?

Budaya Sican, juga disebut sebagai budaya Lambayeque, hidup di tempat yang sekarang menjadi pantai utara Peru, antara sekitar tahun 750 dan 1375.

Ditemukan dan dinamai menurut arkeolog Izumi Shimada, konon nama Sican berarti ‘kuil bulan’.

Ketika menggali di wilayah tersebut, para arkeolog menemukan sebuah makam kuno di kuil mausoleum Las Ventanas, di  Suaka Sejarah Hutan Pomac, di wilayah Lambaveque, sekitar 800 km di utara Lima.

“Kami telah berhasil menemukan makam sosok yang bekerja sebagai ahli bedah budaya Sicán, berusia lebih dari 1.000 tahun,” kata arkeolog Carlos Elera.

Di dalam makam yang ditemukan itu, para arkeolog juga menemukan ‘alat bedah seperti tumis atau pisau dengan ujung berbentuk bulan sabit, yang terbuat dari campuran emas dan perak, serta puluhan pisau dengan gagang kayu, penusuk, dan jarum, juga ditemukan di makam.

Demikian juga, kulit pohon yang tidak dikenal yang menjadi salah satu spesies tanaman yang digunakan sebagai analgesik atau infus, demikian laporan Infobae.

Ahli bedan Sican yang ditemukan itu terkubur dalam posisi bunga teratai, duduk bersila, mengenakan topeng emas dengan mata berbulu dan pelindung dada perunggu besar.

Baca Juga: Berusia 3.300 Tahun, Gelang Kuno Langka Orang Het dari Peradaban Kuno yang Hilang, Unik dengan Simbol, Ditemukan oleh Petani di Tanah Garapannya

 Baca Juga: Sungguh Indah! Berusia 1.500 Tahun, Harta Karun Perhiasan China Kuno Paling Indah Ditemukan di Sebuah Makam Seorang Wanita China

Menurut Elera, karakernya adalah spesialis dalam trepanasi tengkorak dan instrumen bedahnya berorientasi pada segala sesuatu yang merupakan operasi tengkorak manusia.

Di Peru utara, tidak biasa menemukan jenis karakter ini, lanjut Elera, direktur Museum Nasional Sican.