Find Us On Social Media :

Berusia 1.500 Tahun, ‘Mangkuk Ajaib’ Ini Disita dalam Penggerebekan di Yerusalem, Bertuliskan Mantra, Benarkah Digunakan untuk Usir Setan, Penyakit, dan Kemalangan Lainnya?

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 11 Maret 2022 | 12:50 WIB

Mangkuk ajaib yang ditemukan di Yerusalem berusia 1.500 tahun, berisi mantra.

Intisari-Online.com – Ratusan artefak yang kemungkinan dijarah, telah ditemukan oleh pihak berwenang di Israel.

Di antaranya termasuk tiga mangkuk ajaib’ yang berusia 1.500 tahun yang digunakan untuk mengusir kejahatan di Mesopotamia kuno, melansir Jerusalem Post.

Polisi setempat bekerja sama dengan Unit Pencegahan Pencurian Otoritas Barang Antik Israel (IAA) untuk menyita benda-benda itu dari rumah dan rumah lelang Yerusalem, tempat benda itu ditempatkan secara ilegal untuk dijual.

Selain mangkuk, penyelidik juga menemukan koin, barang pecah belah, senjata, dan artefak tulang, serta gading yang langka.

Griffon, singa bersayap empat, dan sphinx muncul di gading, yang digunakan sebagai hiasan sekitar abad kesembilan atau kedelapan SM.

Barang-barang yang ditemukan itu mungkin dijarah dari situs-situs di Timur Tengah atau dicuri dari museum.

Bahkan beberapa mungkin palsu, seperti yang dikatakan Liat Naeh, seorang arkeologi di University of Toronto, bahan kimia yang ditemukan di rumah tersangka penyelundup dapat digunakan untuk restorasi buatan sendiri atau pemalsuan barang antik, sehingga lebih menarik bagi pembeli.

Eli Eskosido, direktur jenderal IAA, mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa semua barang antik itu milik mereka, yang merupakan warisan.

Baca Juga: Berumur Hampir 700 Tahun, Koin Emas 23 Karat Abad ke-14 dari Pemerintahan Raja Edward, Ditemukan Pemburu Harta Karun Amatir, Masih Terlihat Mulus, Dilelang dengan Kisaran Harga 2,65 Milyar Rupiah

 Baca Juga: Terawetkan dengan Baik Meski di Kuburan Pasir, Mumi Seorang Wanita dengan Salib Kristen di Dadanya Hancurkan Harapan untuk Temukan Benteng Rusia Pertama di Yakutia

Menurutnya, pengear barang antik yang tidak sah mendorong para penjarah untuk menghancurkan situs kuno untuk mencari temuan yang diijual di pasar barang antik.

Atas nama keserakahan, mereka menjarah situs kuno, menghilangkan temuan dari konteks sejarahnya sehingga mengaburkan bagian dari sejarah manusia.