Penulis
Intisari-Online.com -Kementerian Pertahanan Inggris pada Senin (28/3/2022) mengatakan, Grup Wagner dari Rusia telah mengerahkan tentara bayarannya ke Ukraina timur.
Sebelumnya,serdadu sewaan Rusia tersebut mengungkap kepada BBC bahwa banyak veteran organisasi rahasia Wagner dikontak melalui grup percakapan Telegram.
Mereka diundang untuk menghadiri "piknik di Ukraina" dan menyantap "Salo", lemak babi yang merupakan hidangan tradisional Ukraina.
Melansir Kompas.com, undangan itu secara khusus ditujukan pada "mereka yang punya catatan kriminal, utang, dicoret dari kelompok-kelompok tentara bayaran, atau tanpa paspor eksternal".
"Perusahaan Militer Swasta Rusia Grup Wagner telah dikerahkan ke Ukraina timur," twit Kementerian Pertahanan Inggris.
"Mereka diperkirakan akan mengerahkan lebih dari 1.000 tentara bayaran, termasuk para pemimpin senior organisasi itu, untuk melakukan operasi tempur," tambahnya.
Dikutip dari AFP, Grup Wagner terkenal dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Setidaknya 10.000 personel Wagner diyakini menandatangani paling sedikit satu kontrak dengan Wagner selama tujuh tahun terakhir.
Tentara bayaran yang berbincang dengan BBC mengatakan para personel baru dikirim ke unit-unit yang dikomandoi perwira-perwira dari GRU—badan intelijen militer Rusia di bawah Kementerian Pertahanan.
Menurutnya, kebijakan perekrutan telah berubah dan semakin sedikit larangan yang diterapkan.
"Mereka merekrut semua orang, siapa pun," jelasnya, seraya menyebut bahwa para petempur baru ini punya tingkat profesionalisme yang rendah.
Sebelumnya, orang-orang yang punya catatan kriminal tidak bisa bergabung menjadi tentara bayaran.
Orang yang lahir di luar Rusia sebelumnya tidak bisa bergabung karena kesetiaan mereka diragukan.
Dia mengatakan para tentara bayaran yang baru direkrut ini tidak lagi disebut tentara Wagner, tapi dengan nama-nama lain seperti 'Elang'.
Upaya perekrutan tentara bayaran tidak hanya digencarkan di grup-grup percakapan privat, tapi juga dilangsungkan secara umum.
Sebuah laman yang menyebut diri mereka sebagai spesialis dalam kegiatan keamanan, mengunggah iklan di media sosial Rusia, VK, pada pekan pertama invasi ke Ukraina.
Iklan itu mencari "petugas keamanan" dari negara-negara bekas Uni Soviet untuk ditempatkan di "negara tetangga".
(*)