Penulis
Intisari-Online.com – ‘Raja gila’ ini bernama Peter III, dia adalah Tsar Rusia selama pertengahan abad ke-18.
Dia hanya memerintah selama enam bulan sebelum digulingkan oleh istrinya, Catherine yang Agung.
Dia kemudian dibunuh pada tahun 1762 ketika usianya baru 34 tahun.
Namun, dia menyebabkan cukup banyak masalah selama masa pemerintahannya yang singkat, sehingga membuatnya menjadi penguasa yang sangat tidak populer.
Tsar Peter III dari Rusia lahir pada 21 Februari 1728, di Kiel, Jerman.
Dia merupakan putra Anna, salah satu putri Peter yang Agung, dan Charles Frederick, adipati Jerman, yang membuatnya menjadi orang Jerman.
Lalu, bagaimana dia bisa menjadi Tsar Rusia?
Faktanya, dia adalah cucu Charles XII dari Swedia, dari pihak ayahnya, yang berarti begitu orangtuanya meninggal ketika Peter masih kecil, dia ditempatkan di bawah asuhan guru dan pejabat di istana Jerman, dan tugas mereka mempersiapkannya untuk takhta Swedia.
Peter ketika masih kecil memiliki masa kecil yang sangat tidak bahagia.
Gurunya adalah seorang yang kejam, sadis, dan Peter adalah murid yang sangat miskin.
Dia banyak memiliki minat dalam hal seni, namun dia gagal pada hampir semua mata pelajaran akademik.
Akibatnya, dia dipukuli, kelaparan, dan dianiaya selama tahun-tahun pembentukan hidupnya.
Pendidikan yang diterimanya itulah yang nantinya akan menempanya menjadi psikopat anak-anak yang aneh.
Ketika Peter III berusia empat belas tahun, kerabat terdekatnya, bibinya Elizabeth dari pihak ibunya, menjadi Permaisuri Rusia.
Dia p un membawa Peter mudah menjauh dari semua yang dia tahu, namanya pun berganti menjadi Pyotr Fyodorovich, dibaptis dalam iman Ortodoks Rusia, dan memproklamirkannya sebagai pewaris takhta Rusia.
Masalahnya, Peter benci tinggal di Rusia, dan orang-orang Rusia pun membenci Peter.
Lalu, ketika Peter berusia tujuh belas tahun, pada tanggal 21 Agustus 1745, dia menikahi seorang putri muda yang cerdas dari Anhalt, Zerbst, di Jerman, bernama Sophie Frederike Auguste, yang mengambil nama Yekaterina Alekseyevna, atau, seperti yang kita kenal dalam sejarah, Catherine.
Namun, itu adalah ‘pertandingan’ yang mengerikan!
Catherine adalah seorang gadis dengan kecerdasan luar biasa, cerdas di istana, dan melakukan yang terbaik untuk membuat dirinya menjadi orang Rusia.
Dia membuat para abdi dalemnya bersikap hangat padanya, dan menjadikan mereka sekutu sebagai rumah barunya, melansir History Things.
Sementara, Peter, adalah seorang anak laki-laki epik.
Dia menghabiskan setiap malam di tempat tidur dengan tentara mainan yang membuatnya sangat terobsesi.
Kadang-kadang, dia memaksa istrinya untuk berpakaian seperti seorang tentara, lalu dia berpura-pura menjadi seorang jenderal dan membuatnya mengikuti latihan militer yang intens dan ketat.
Ketika dia bosan dengan ‘permainan’ itu, dia akan memukuli anjing pemburunya.
Pada suatu kali, Peter menghabiskan berjam-jam dengan cerman menyiapkan tentara mainannya dalam barisan cantik di seluruh kamarnya, tiba-tiba seekor tikus keluar dari kayu dan mengunyah salah satu mainan Peter.
Tsar muda itu sangat marah, dia menangkap tikus itu dan mengadakan pengadilan militer yang layak untuk itu.
Dia menyatakan tikus itu bersalah atas pengkhianatan dan menggantungnya di tiang gantungan kecil yang dibuatnya untuk kesempatan itu.
Istrinya, Catherine, menulis tentang peristiwa itu dan banyak lainnya dalam memoarnya, menggambarkan suaminya sebagai seorang idiot, pemabuk, rentan terhadap lelucon praktis yang brutal dan hanya tertarik bermain dengan tentara mainannya.
Mungkin Peter merasa telah memerintah selama bertahun-tahun, kecuali satu hal; Peter terobsesi dengan Jerman dan Prusia, dan dia membenci Rusia, sementara Rusia pun membenci Peter.
Saat Peter III menjadi Tsar Rusia, dia membalikkan kebijakan luar negeri bibinya melawan Prusia, menarik Rusia dari perang dengan Frederick Agung (meskipun Frederick kalah), dan membuat aliansi dengan Prusia, serta berencana untuk memulai perang dengan Denmark.
Dia juga mengasingkan gereja Ortodoks Rusia ketika dia berusaha memaksanya untuk mengadopsi praktik keagamaan Lutheran, dan berpikir menjadi ide yang bagus untuk mengancam membubarkan penjaganya sendiri.
Selama enam bulan, Peter III tanpa teman di istana dan tanpa pengawal pribadi yang setia.
Baca Juga: Masa Kelam Rusia Dibawah Pengaruh Grigori Rasputin, 'Dukun Kebal Racun' yang Berlagak Suci
Dia berhasil membuat seluruh Rusia marah.
Sekitar tahun 1762, ketika usianya baru 34 tahun, istrinya, Catherine, curiga bahwa dia bermaksud menceraikannya.
Maka, Catherine yang cerdas dan mampu memerintah sendiri, dan memiliki banyak pendukung di istana, tidak ingin kehilangan takhta Rusia.
Dia pun bersekongkol dengan kekasihnya dan anggota pengawal Peter III lainnya untuk menggulingkan sang Tsar Rusia.
Pada 9 Juli 1762, Catherine, dengan persetujuan penjaga Rusia, Gereja Ortodoks Rusia, dan seluruh senat, menjadi Catherine II, Permaisuri Rusia.
Catherine memaksa Peter untuk secara resmi turun takhta, lalu ditangkap dan ditahan.
Sembilan hari kemudian, pada 18 Juli 1762, Peter dibunuh, bisa jadi atas perintah Catherine sendiri.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari