Gerakan itu akhirnya tumbang setelah muncul gelombang represi, setelah ratusan ribu warga berunjuk rasa atas pemilihan ulang Lukashenko yang penuh kecurangan di tahun 2020.
Kini Suschik melawan kekuatan itu lagi dan patronnya, Presiden Rusia Vladimir Putin, tapi tidak dengan merancang kampanye politik, tetapi dengan senapan Kalashnikov.
Ia juga memindahkan perlawanan ini di Ukraina, bukan di Belarusia.
Suschik adalah satu dari ratusan warga Belarusia yang memilih melarikan diri dari Belarusia dan bergabung dengan batalyon Kastus Kalinouski.
Batalyon Kastus Kalinouski adalah sebuah kelompok relawan yang dibentuk pada 9 Maret lalu guna membantu mempertahankan Ukraina sebagai bagian dari tentara resmi Ukraina.
"Kami punya musuh bersama, Putin dan Lukashenko," ujar Sergey Bespalov, mantan jurnalis dari ibu kota Belarusia, Minsk, yang diasingkan di Ukraina dan kini bergabung dengan batalyon.
"Mereka adalah dua orang yang memulai perang ini.
"Jika Kyiv jatuh, hal itu akan buruk untuk semua orang, termasuk Belarusia," ujarnya.
"Belarusia sudah diduduki. Tentara Rusia ada di Belarusia. Pasokan Rusia dikirim dari Belarusia, tentara Rusia dirawat di sana, dan dari wilayah Belarusia rudal menarget Ukraina."
Mengutip The Conversation, Belarusia disebut Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen sebagai "agresor lain dalam perang ini," pada 27 Februari 2022.