Find Us On Social Media :

Sanksi Eropa untuk Rusia Tak Ada Gunanya, Putin Berhasil Terapkan Cara Hukum Eropa Lebih Berat dengan Terapkan Cara Mustahil Ini untuk Pembayaran Gas dari Rusia

By May N, Minggu, 27 Maret 2022 | 13:01 WIB

Jalur pipa gas dari Rusia menuju Asia, Rusia gaet India untuk bekerjasama bidang migas

Intisari - Online.com - Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia hanya akan menerima pembayaran dengan rubel untuk pengiriman gas ke "negara-negara tidak ramah," yang termasuk semua anggota Uni Eropa, setelah Moskow diserang dengan sanksi tidak terduga karena serangan ke Ukraina.

Segera setelah pengumumannya, Rubel, yang telah meroket sejak dimulainya konflik Ukraina, menguat terhadap Dolar dan Euro.

Sementara harga gas meningkat.

Melansir VOA, Putin mengatakan selama pertemuan pemerintah di televisi bahwa "Aku telah memutuskan menerapkan serangkaian langkah memindahkan pembayaran pasokan gas kami ke negara-negara tidak ramah ke Rubel Rusia."

Ia menambahkan, tapi, bahwa Rusia akan melanjutkan memasok volume gas sesuai kontrak.

Putin memerintahkan bank sentral Rusia menerapkan sistem pembayaran baru dalam seminggu ini, mengatakan mereka harus transparan dan melibatkan pembelian Rubel di dalam pasar domestik.

Putin juga memberi petunjuk bahwa ekspor Rusia lainnya dapat kena dampak.

Di hari yang sama agensi luar angkasa Rusia Roscosmos mengumumkan mereka juga akan bersikeras bagi mitra internasionalnya untuk membayar dalam Rubel.

Baca Juga: Didamaikan Rusia Setelah Perang Berhari-hari, Konflik di Wilayah Ini Kembali Muncul, Bahkan Negara Ini Nekat Luncurkan Serangan

Baca Juga: Dulu Bikin Susah Turki karena Beli Rudal S-400 dari Rusia, AS Kini 'Mengemis' Minta Turki Serahkan Rudal Canggih itu ke Ukraina

"Kami juga akan menyelesaikan semua kesepakatan eksternal kami dalam Rubel," ujar kepala Roscosmos Dmitry Rogozin dikutip saat ia berbicara dengan kantor berita Tass.

"Jelas bahwa mengirimkan barang-barang kami ke Uni Eropa, AS, dan menerima Dolar, Euro, dan mata uang lain tidak lagi masuk akal bagi kami," ujar Putin.