Find Us On Social Media :

Sibuk Perang di Ukraina, Rusia Rupanya Hadapi Ancaman Nyata dari Kelompok Teroris Ini di Dalam Negeri, Tempat Ini Hampir Diledakkan Bom

By Tatik Ariyani, Kamis, 24 Maret 2022 | 10:41 WIB

(ilustrasi) Kelompok Militan ISIS berulah kembali.

Sementara invasi Rusia ke Ukraina masih terus berlanjut, di dalam negari pun terdapat ancaman yang dilancarkan oleh kelompok teroris ini.

Melansir TASS, Rabu (24/3/2022), seorang pendukung organisasi teroris internasional Negara Islam (ISIS), yang ditahan di Norilsk, sebuah kota yang terletak di utara lingkaran Arktik, merencanakan untuk meledakkan pusat penahanan pra-sidang pada akhir April.

Hal itu terungkap menurut rekaman video dari interogasinya dirilis oleh Pusat Hubungan Masyarakat dari Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) pada hari Rabu.

Menurut tahanan, dia membuat dua bom dari pipa logam, sebuah granat TNT dengan bubuk mesiu dan sebuah detonator.

Pria itu mengikuti instruksi yang dia temukan di Internet.

Ketika ditanya apa yang dia rencanakan, pria itu menjawab, "Untuk meledakkan pusat penahanan pra-ajudikasi untuk membebaskan tahanan Muslim.

Baca Juga: Cekik Keponakan dan Saudara Lelakinya, Inilah Kisah Kekejaman ‘Malaikat Maut’ Sultan Ottoman Selim I, Bunuh Lebih dari 50 Ribu Jiwa dengan Pedang, Namanya pun Dihilangkan dari Mesir

Baca Juga: Tak Tahu Menahu, Perusahaan China Ini Tiba-tiba Kena 'Semprot' Ukraina karena Produknya Digunakan Rusia untuk Tujuan Ini

Pria itu menambahkan bahwa dia akan melakukan serangan "sekitar akhir April."

Pria yang ditahan itu juga mengatakan bahwa beberapa bulan sebelum dia masuk Islam, telah memilih nama agama Mansur dan mulai menonton video oleh Negara Islam (ISIS).

Dia memutuskan untuk bersumpah setia kepada kelompok teroris itu.

Dalam komunitas Telegramnya yang terdiri dari sebelas pengikut, dia mendesak Muslim lain untuk bergabung dengan ISIS.

FSB mengatakan bahwa pada 22 Maret, seorang Rusia berusia 25 tahun ditahan di Norilsk.

Dua alat peledak rakitan berkapasitas tinggi, sebuah bendera dengan simbol ISIS serta sumpah setia tulisan tangan kepada yang disebut Amir dari kelompok teroris itu ditangkap di rumahnya.

Pria itu memposting seruan publik untuk tindakan teror di aplikasi perpesanan Telegram.