Find Us On Social Media :

Terhenyak Hebat Usai Tujuan Mulianya Dikhianati Telak di Depan Muka, para Pekerja Italia Pilih Tolak Kirim Peti Bantuan ke Ukraina, Ternyata Ini yang Mereka Temukan

By Khaerunisa, Rabu, 16 Maret 2022 | 19:15 WIB

Ilustrasi. Perang Rusia-Ukraina.

Intisari-Online.com - Keprihatinan dunia tertuju pada kondisi di Ukraina yang terus mengalami peperangan.

Warga sipil menjadi korban atas perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sekitar 3 minggu tersebut.

Jutaan orang dari Ukraina mengungsi ke berbagai negara untuk menyelamatkan diri dari pertumpahan darah yang terjadi.

Italia menjadi salah satu negara yang menunjukkan keprihatinan atas tragedi di Ukraina, tetapi warga Italia justru dibuat kecewa dengan apa yang mereka temukan ketika hendak mengirim bantuan.

Melansir rt.com (15/3/2022), Salah satu serikat pekerja terbesar Italia telah menyerukan protes di luar bandara Pisa pada hari Sabtu, setelah menerima informasi dari beberapa karyawan bahwa penerbangan bantuan Ukraina mengangkut senjata dan amunisi, bukan makanan dan obat-obatan.

Beberapa pekerja di bandara Galileo Galilei menolak memuat salah satu penerbangan kargo yang diiklankan membawa bantuan kemanusiaan ke Ukraina.

Pasalnya, peti-peti itu ternyata tidak berisi makanan dan obat-obatan melainkan senjata, amunisi dan bahan peledak, kata Unione Sindacale di Base (USB) dalam sebuah pernyataan pada Senin malam.

"Kami sangat mengecam pemalsuan ini, yang secara sinis menggunakan bantuan 'kemanusiaan' sebagai kedok untuk memicu perang di Ukraina," kata USB.

Baca Juga: 'Tunduk' Berarti Kalah Atau Jadi Pecundang, Pembelot Rusia Ini Ungkap Bagaimana Rezim Putin Sudah Kalah Perang Bahkan Jika Rusia Berhasil Merebut Kyiv

Baca Juga: Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika, Salah Satunya Jadi Pemrakarsa Pertemuan Penting Ini

Serikat pekerja mengatakan para pekerja menolak untuk memuat pasokan militer karena itu akan menyebabkan kematian rekan-rekan mereka di Ukraina, yaitu mereka yang bekerja di pangkalan yang ditargetkan oleh serangan rudal Rusia, di mana senjata yang diproses melalui pangkalan AS dan NATO di Polandia dikirimkan.

Francesca Donato, seorang anggota Parlemen Eropa Italia, mengomentari pernyataan serikat pekerja itu dengan meminta pemerintah di Roma untuk “mengklarifikasi” apa yang sedang terjadi.

Sementara itu, pekerja pelabuhan di pelabuhan terdekat Livorno bergabung dengan protes pada hari Selasa, memuji rekan-rekan bandara mereka karena membela nilai-nilai mereka.

"Kami berdiri di samping rakyat Ukraina, Donbass dan Rusia dan kami tidak ingin terlibat dalam konflik ini," kata USB Porto Livorno dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2022 Jawa Tengah, Lengkap Jadwal Berbuka Puasa dan Shalat 5 Waktu

Baca Juga: Yuk, Gabung #BersamaUntukAnak di Bike to Care 2022 Kayuh Semangat Ribuan Anak SOS Children’s Village Indonesia

USB kemudian menyerukan kontrol lalu lintas udara bandara Pisa untuk "segera memblokir penerbangan kematian yang menyamar sebagai bantuan kemanusiaan."

Protes dengan slogan "jembatan perdamaian, bukan penerbangan perang" dijadwalkan di luar bandara pada Sabtu, 19 Maret.

Serikat pekerja juga meminta semua pekerja untuk menolak memuat senjata dan bahan peledak, dan untuk segera melakukan gencatan senjata dan pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 23 Februari, dengan mengatakan bahwa mereka perlu melakukan demiliterisasi dan “denazifikasi” pemerintah di Kiev yang menginginkan keanggotaan NATO dan senjata nuklir.

Pemerintah Ukraina menuduh Rusia melakukan serangan yang tidak beralasan.

Sementara NATO telah menjanjikan bantuan militer dan kemanusiaan ke Kiev, sambil memberlakukan embargo yang meluas terhadap Rusia.

Baca Juga: Mirip Presiden Soekarno? Mengapa Warganet Indonesia Cenderung Berpihak pada Rusia dan Mengagumi Sosok Vladimir Putin sang Mantan Intel KGB Ini

(*)