Find Us On Social Media :

Bak Tak Cukup Lihat Rakyatnya Sendiri Meregang Nyawa, Zelensky Malah Berniat Wariskan Utang pada Generasi Penerus Ukraina, Ngebet Pakai Ini Demi Lawan Rusia

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 16 Maret 2022 | 08:00 WIB

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky meninjau kelengkapan militer Ukraina

Intisari-Online.com – Di tengah serangan invasi Rusia yang gencar, rupanya Ukraina sangat membutuhkan persenjataan anti-pesawat.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan pernyataan tersebut saat konferensi pers dengan media asing.

Menurut Zelensky, Kiev secara ekstensif telah meneliti dan menunjukkan lokasi persenjataan di negara-negara yang menjual sistem yang bisa dibeli tersebut.

“Ada pertahanan anti-rudal yang bisa dipasang di negara ini. Ukraina telah menemukan lokasinya di seluruh dunia. Secara rinci, bahkan sampai ke gudang,” ujar Zelensky, melansir rt.com, Sabtu (12/3/2022).

Menurutnya, Kiev sudah siap membeli sistem semacam itu dari siapa pun yang siap memasoknya, tanpa mempedulikan berapa pun biayanya.

“Kami siap untuk membeli sistem ini, kami pun siap untuk mengambil pinjaman, kami siap untuk menarik uang terakhir dari anggaran kami dan memberikannya segera,” menurut Zelensky.

Presiden Ukraina pun memberikan pukulan baru pada Barat dan keengganan NATO menetapkan zona larangan terbang di atas Ukraina untuk melawan serangan militer Rusia yang sedang berlangsung.

Zelensky dengan nada marah mengungkapkan, “Beberapa politisi di Barat menolak gagasan itu sampai satu bom menghantam kafe tempat mereka duduk!”

Baca Juga: Bak Dikutuk untuk Jadi Negara Pembuat Onar, Israel Lumpuh Total oleh Serangan Tak Kasat Mata Hanya 2 Hari Usai Diminta Zelensky Damaikan Ukraina dengan Rusia

 Baca Juga: Bukan Inggris Atau AS, Setengah Mati Ukraina Malah Tuding Israel Supaya Menjadi Negara Penengah yang Mendamaikannya dengan Rusia, Ternyata Ini Alasannya!

Di sisi lain, Kiev telah berulang kali mendesak alianso NATO yang dipimpin Amerika Serikat untuk memberlakukan zona larangan terbang, namun blok itu telah mengesampingkannya.

NATO sendiri memperingatkan bahwa upaya menerapkan zona larangna terbang dapat mengarah ke konflik langsung dengan Rusia, alias bisa terjadi Perang Dunia III.