Bukan Bumi yang Jadi Sasarannya, Rusia Ancam Akan Jadikan Ruang Angkasa Sebagai Target Ini Jika Barat Sampai Berani Terus-Terusan Beri Sanksi

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi pesawat ruang angkasa China Chang'e 5 kembali ke bulan

Intisari-online.com -Saat ini Rusia masih menjadi sasaran sanksi Barat karena aksi perangnya dengan Ukraina.

Hal ini tentu mempengaruhi Rusia secara ekonomi dan ternyata Rusia tak mau tinggal diam negaranya menerima sanksi.

Menurut 24h.com.vn, pada Senin (14/3/22), Rusia berencana akan mentargetkan ruang angkasa dalam serangannya jika terus menerima sanksi Barat.

Sanksi Barat yang berulang terhadap Rusia dapat mengganggu misi stasiun ruang angkasa internasional (ISS) dan jatuh ke Bumi, Moskow memperingatkan.

Dmitry Rogozin, direktur badan antariksa Rusia Roscosmos, mengatakan pada 12 Maret bahwa sanksi Barat terhadap Moskow dapat menempatkan stasiun ISS dalam bahaya dan jatuh.

"Misi Rusia adalah untuk memastikan bahwa orbit ISS disesuaikan dengan benar, termasuk menghindari tabrakan dengan puing-puing luar angkasa," tulis Rogozin di Telegram.

Menurut Rogozin, Rusia harus menyesuaikan orbit ISS 11 kali dalam setahun.

Sanksi Barat dapat mengganggu pengoperasian pesawat ruang angkasa Rusia yang melayani ISS, mengakibatkan struktur besar seberat 500 ton ini keluar dari orbit dan jatuh ke Bumi.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Jadi Konflik Proksi NATO dan Rusia, Tapi Mengapa AS Batalkan Pertukaran Jet Tempur MiG 29 Polandia dengan F-16s yang Hendak Disumbangkan ke Ukraina?

Baca Juga: Pantas Sampai Buru-buru Tutup Akun Twitter Pembongkarnya, Terkuak Rencana Busuk AS di Ukraina, Kembangkan Senjata yang Nyaris Tak Ada 'Penangkalnya'

Di Telegram, Rogozin juga memposting peta yang mengidentifikasi beberapa lokasi di Bumi di mana ISS bisa jatuh.

"Masyarakat internasional harus memikirkan biaya penerapan sanksi terhadap Rusia," Rogozin memperingatkan, menggambarkan sanksi terhadap Roscosmos sebagai "bodoh".

Menurut RT, sebagai tanggapan atas sanksi terhadap Roscosmos, Rusia telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan menyediakan mesin untuk penguat Atlas dan Antares Amerika.

Pada 12 Maret, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan bahwa Moskow telah menyiapkan daftar sanksi untuk berurusan dengan Barat.

Pada 1 Maret, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) mengatakan sedang berusaha menemukan solusi untuk menjaga ISS tetap berada di orbit tanpa bantuan Rusia.

Sebelumnya, pada 28 Februari, Elon Musk, miliarder terkaya di dunia, tampaknya siap membiarkan perusahaannya SpaceX melakukan intervensi jika stasiun ISS berisiko tergelincir keluar dari orbit dan jatuh ke Bumi.

Stasiun ISS diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 2000 dan terbang pada ketinggian 420 km di atas atmosfer.

ISS telah menyambut lebih dari 200 astronot dari 19 negara untuk bekerja.

Menurut NASA, stasiun ISS akan jatuh sesuai rencana ke Bumi di selatan Samudra Pasifik pada 1 Januari 2031.

Rusia telah mengumumkan bahwa mereka akan menarik diri dari proyek ISS pada tahun 2025 dan berencana untuk membangun stasiun luar angkasanya sendiri, yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada tahun 2030.

Artikel Terkait