Penulis
Intisari-online.com - Seperti kita tahu situasi di Ukraina sedang tidak stabil semenjak invasi oleh Rusia.
Bahkan hingga kini belum mencapai kesepatakan, dan masih terus berperang.
Meski kondisinya masih berbahaya, nyatanya di dunia ini ada beberapa negara yang juga berada di ambang peperangan.
Beberapa di antaranya adalah di Asia, yaitu China dengan Taiwan.
Karena situasinya yang mencekam, negara tetangga Indonesia, Australia sudah bersiap akan memasok senjata, hal ini diungkapkan langsung menteri pertahanannya senndiri.
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Australia dapat mengirim senjata ke Taiwan.
Dengan tujuan sebagai tanggapan atas tindakan militer China di masa depan di pulau itu.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC pada 6 Maret.
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan Australia akan melakukan apa pun untuk mencegah China terlibat dalam perilaku agresif di kawasan.
Dutton membuat pernyataan ini ketika ditanya tentang kemungkinan bantuan senjata ke Taiwan.
Secara khusus, dia tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Australia dapat mengirim senjata ke Taiwan sebagai tanggapan atas tindakan militer China di masa depan di pulau itu.
"Jelas kami ingin perdamaian ada di kawasan ini, tetapi Anda tidak akan mendapatkan kedamaian itu jika Anda berdebat dari posisi yang lemah," katanya.
"Tidak masuk akal untuk berpura-pura itu tidak terjadi, bahwa kepemilikan senjata nuklir China tidak terjadi. Tapi itu terjadi dan mereka mengumpulkan kekuatan besar," kata Dutton.
Sebelumnya, Menteri Dutton juga memperingatkan Australia dan sekutunya akan "kehilangan dekade berikutnya" kecuali Canberra menentang perilaku agresif China di Laut China Selatan.
Menurutnya, kegagalan Australia untuk bergabung dengan AS dalam membela Taiwan "tidak terpikirkan".
Tidak semua orang setuju dengan pendapat Dutton.
Mengomentari pernyataan itu, juru bicara pertahanan oposisi Partai Buruh Australia Brendan O'Connor mengkritik Dutton karena membuat kesalahan, menurut ABC News.
Anggota parlemen dari Partai Liberal dan ketua Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Australia James Paterson, mengatakan bahwa operasi militer khusus Rusia di Ukraina dapat mengirim pesan kepada China mengenai Taiwan.
Namun, dia mengatakan bahwa setiap rencana untuk mengubah status quo di Selat Taiwan secara paksa akan sulit dan dia berharap Beijing akan merenungkan hal ini.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC, Menteri Pertahanan Australia Dutton mengungkapkan Australia dapat memiliki kapal selam nuklir lebih cepat dari yang diharapkan pada tahun 2040, dengan rincian desain dan konstruksi akan diumumkan "dalam waktu dekat".
Pada September 2021, Australia menandatangani perjanjian keamanan tripartit dengan AS dan Inggris yang dikenal sebagai AUKUS.
Ketiga negara telah memulai proses 18 bulan mencari cara terbaik untuk mengirimkan kapal selam nuklir ke Australia.
Banyak yang melihat AUKUS sebagai upaya untuk memperkuat kekuatan militer di kawasan itu dalam menghadapi kehadiran China yang semakin meningkat.