Find Us On Social Media :

Taktik Main Aman Xi Jinping dalam Pusaran Perang Rusia-Ukraina hingga 'Pertaruhkan Nyawa' 6.000 Warganya

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 7 Maret 2022 | 20:50 WIB

(Ilustrasi) Xi Jinping dan PLA.

Rusia adalah "tetangga raksasa, bersenjata nuklir, dan kaya sumber daya" yang tidak akan diambil risikonya oleh China, kata Ghiasy.

Posisi sulit China diperparah oleh nasib 6.000 warganya di Ukraina, yang sekarang secara bertahap dievakuasi melalui jalan darat dan kereta api ke negara-negara tetangga bersama dengan pengungsi lainnya.

Lebih dari belasan negara mendesak warganya untuk meninggalkan Ukraina pada pertengahan Februari, tetapi China menahan diri untuk tidak melakukan hal yang sama.

Melansir Express.co.uk, Sabtu (5/3/2022), hingga saat ini, Beijing memilih angkat tangan dalam perang antara Rusia-Ukraina.

Menekankan status netralnya dalam konflik, China telah abstain dari dua suara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang agresi Rusia, daripada bergabung dengan upaya Kremlin untuk memblokir mereka.

Yang terbaru dari pemungutan suara ini terjadi Rabu lalu di mana 141 dari 193 negara anggota memilih untuk menuntut penarikan segera Rusia dari Ukraina.

Baca Juga: Dokumen Rahasia Rusia Terkuak, Ukraina Klaim Rusia Rencanakan Perang Gempur Negara Itu Selama 15 Hari, Begini Isi Lengkapnya

 Baca Juga: Bukannya Gagal karena Belum Kuasai Ukraina, Strategi Perang Rusia Justru Disebut seperti 'Strategi Perang Irak'

Meskipun tidak ikut serta dalam pemungutan suara, duta besar China untuk PBB Zhang Jun memberikan komentar yang dapat membuat marah para pejabat senior di Moskow.

Zhang menyerukan pemberian penghormatan kepada kedaulatan dan integritas Ukraina.

Dia berkata: "Ukraina harus menjadi jembatan antara Timur dan Barat, bukan pos terdepan konfrontasi antara kekuatan besar."

Baca Juga: Ancaman Perang Meluas, Amerika Akhirnya Beberkan Rencana Mereka di Tiga Urusan Ukraina Ini Sampai Siap Pasok Militer Ukraina dengan Senjata Mematikan Ini

Baca Juga: Rencana 'Perang 15 Hari' Rusia Terbongkar dalam Dokumen Rahasia yang Diklaim Ukraina Perlihatkan 'Kelicikan' Rusia

(*)